Pemerintah sudah menetapkan kesehatan ibu dan anak sebagai program prioritas dalam rencana pembangunan. Salah satunya melalui Proyek Prioritas Strategis (major project) Percepatan Penurunan Kematian Ibu dan Stunting.
Pemerintah menargetkan angka kematian ibu bisa ditekan sampai 183 per 100 ribu kelahiran hidup dengan prevalensi stunting balita turun menjadi 14 persen pada tahun 2024.
Pada 2015, angka kematian ibu masih tinggi dengan angka 305 per 100 ribu kelahiran hidup, sementara 27,7 persen balita di Indonesia stunting pada 2019.
“Walau target itu terkesan ambisius, tapi bisa menggerakkan seluruh pemangku kepentingan. Pemerintah cukup yakin kalau didukung banyak pihak, sehingga koordinasi lintas sektor menjadi sangat penting,” ujar Abetnego Tarigan Deputi II Kepala Staf Kepresidenan, Senin (21/12/2020), di Jakarta.
Abetnego menambahkan, perempuan khususnya ibu memiliki peran penting dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM).
Menyambut Hari Ibu pada 22 Desember 2020, KSP dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menggelar webinar dengan tema Mendukung Partisipasi Aktif Perempuan dalam Menyiapkan Generasi Emas.
“Acara ini mengundang berbagai pihak untuk menyampaikan berbagai pandangan yang akan menjadi masukkan bagi Pemerintah dalam mewujudkan perempuan yang berdaya demi Indonesia maju,” ungkap Abetnego.
Dalam forum itu, Upi Supriyatiningsih Presidium Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak (GKIA) menyadari, perempuan sekarang mempunyai tugas yang tidak ringan.
Upi memaparkan, perempuan harus mempersiapkan manusia-manusia hebat yang akan memajukan Indonesia.
“Maka, langkah awal dalam mewujudkannya dapat dimulai dari diri sendiri, yaitu menjaga kesehatan fisik dan psikis. Perempuan harus sehat untuk melahirkan generasi yang sehat, salah satunya terbebas dari stunting,” tuturnya
Upi juga menambahkan, perempuan sebagai arsitek peradaban bangsa, selain cerdas juga harus memiliki kepedulian yang tinggi bagi sekitarnya.
“Perempuan juga harus sensitif dengan segala problematika yang ada di sekitarnya, menjadi penggagas ide-ide baru yang kreatif dan inovatif bagi upaya memecahkan problem masyarakat di sekitarnya,” katanya.
Siti Rubaidah perwakilan Aksi Perempuan Indonesia (API) Kartini juga setuju dengan pernyataan Upi. Menurutnya, perempuan sebagai ibu mempunyai peran strategis dalam upaya menyiapkan generasi bangsa.
“Harus ada pengakuan negara juga atas hak-hak perempuan sebagai kepala keluarga (single mother). Selain itu juga perlu pemenuhan hak-hak dasar perempuan dan anak, seperti pendidikan, kesehatan, day care, panti wreda bagi para lansia, layanan konseling, hingga rumah aman,” papar Siti.
Maka dari itu, dia mendorong negara menjamin perlindungan bagi perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan melalui berbagai kebijakan.(rid/ipg)