Sebagian orang menjadikan cairan pembersih tangan atau hand sanitizer sebagai alternatif menangkal paparan infeksi virus, termasuk corona baru atau COVID-19.
Bahan dasar cairan pembersih tangan ini ialah alkohol. dr R. Feta Ibrahim Ahli Mikrobiologi dari Rumah Sakit Universitas Indonesia mengatakan, alkohol kadar 70 persen bisa menjadi salah satu senjata melumpuhkan virus.
Namun, sebenarnya ada kondisi tertentu yang menjadikan penggunaanya dianjurkan. Misal, saat tidak ada air dan sabun, serta permukaan tangan agar tidak terlihat kotor. Dengan kata lain, hand sanitizer bukan pengganti membersihkan tangan yang kotor.
Hal yang justru terjadi seiring merebaknya infeksi COVID-19, masyarakat berbondong-bondong membeli cairan pembersih tangan dan menggunakannya berlebihan. Padahal, penggunaan yang berlebihan justru berisiko membuat Anda terinfeksi virus.
Dilansir Antara, Sabtu (7/3/2020), Kao Corporation perwakilan produsen produk kimia seperti dilansir Kyodo News mengungkapkan, alkohol pada hand sanitizer bisa menghilangkan bakteri alami yang melapisi kulit dan menangkis patogen.
Zat ini juga bisa menghilangkan minyak dan air alami dari kulit, sehingga menyebabkan kulit menjadi sangat kering dan rusak. Akhirnya, kulit Anda menjadi sarang bakteri penyakit dan meningkatkan risiko virus memasuki tubuh melalui luka di kulit.
Di sisi lain, mereka yang kehabisan stok cairan pembersih tangan mulai berinisiatif menciptakan produk sendiri atau do it yourself (DIY). Selain alkohol, ditambahkan juga essential oil dan gel lidah buaya untuk melembapkan.
Miryam Wahrman Profesor Biologi di William Paterson University, Amerika Serikat, mengatakan resepnya adalah 70 persen alkohol dengan takaran 9:1 dengan lidah buaya, atau alkohol dan lidah buaya 3:2 jika menggunakan 99 persen alkohol.
OregonLive merekomendasikan rasio 2:1 untuk 91 persen isopropil alkohol terhadap lidah buaya. Anda juga bisa menambahkan delapan hingga 10 tetes minyak wangi, jika Anda ingin aroma yang lebih baik.
“Namun, ada kemungkinan risiko salah hitung takaran bahan. Jika Anda tidak memasukkan lidah buaya dalam takaran pas, kulit Anda bisa kering dan berujung pecah-pecah hingga berdarah,” kata Dr. Jason Kindrachuk ahli patogenesis dari Universitas Manitoba, Kanada.
Alkohol 60-90 persen memang ampuh menangkal virus, tetapi tak baik untuk kesehatan kulit Anda.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) memiliki instruksi resmi untuk membuat pembersih tangan disinfektan, tetapi ini membutuhkan kecermatan khusus.
Anda membutuhkan air steril, alkoholometer untuk mengukur konsentrasi alkohol dalam produk akhir dan gliserol (juga dikenal sebagai gliserin), yang tidak mudah diukur.
WHO juga tidak merekomendasikan penggunaan pewarna, minyak esensial atau wewangian lain karena mereka dapat menyebabkan respon alergi. Ini menanggapi, banyaknya resep DIY yang memasukkan essential oil untuk menutupi bau alkohol.
Dr. Natasha Bagdasarian Konsultan Divisi Penyakit Infeksi di National University Hospital menuturkan, essential oil tidak memberikan perlindungan yang handal dari beragam virus.
Di sisi lain, Elisna Syahrudin dokter spesialis paru dari Rumah Sakit Persahabatan, menyarankan untuk menggunakan produk hand sanitizer yang sudah terbukit ilmiah.
“Kalau saya berbasis ilmiah, kalau belum terbukti ya katakan tidak,” kata dia. (ant/ang/ipg)