Saifullah Yusuf Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur atau disebut Gus Ipul berduka atas berpulangnya Salahuddin Wahid atau akrab disebut Gus Sholah pada Senin (3/1/2020) malam kemarin akibat komplikasi jantung.
Menurutnya, dari sekian banyak ulama pengasuh pondok pesantren, Gus Sholah menjadi salah satu sosok yang aktif untuk mengembangkan kombinasi sistem pendidikan salaf dengan pendidikan umum di pondok pesantren, terutama di Ponpes Tebuireng, Jombang.
“Beliau ingin mengkombinasikan antara pendidikan salaf dan pendidikan-pendidikan hari ini. Antara pendidikan kitab kuning yang selama ini diajarkan Mbah Hasyim (Pendiri NU) dan ulama-ulama, lalu dikombinasikan dengan sistem pendidikan modern yang dijadikan acuan oleh pemerintah, yang menurut saya ini baik,” kata Gus Ipul kepada Radio Suara Surabaya, Senin (3/2/2020).
Gus Ipul mengatakan, Gus Sholah merupakan salah satu ulama besar yang memiliki perhatian besar di dunia pendidikan. Bahkan menurutnya, salah satu wasiat almarhum sebelum meninggal adalah tentang pendidikan.
“Seperti yang disampaikan Gus Ipang (Irfan Wahid) putranya, salah satu wasiatnya adalah masalah pendidikan,” ujarnya.
Selain itu, salah satu tauladan dari Gus Sholah yang selalu diingat oleh Gus Ipul adalah konsistensinya terhadap prinsip dan pandangan.
“Pertama, beliau konsisten dengan pandangannya dalam melihat apapun. Tetap berada di pandangannya yang selama ini diyakini. Kalau dia kekeh ya dijalankan, kalau enggak ya enggak,” ungkapnya.
Selain itu, adik dari mendiang Abdurrahman Wahid atau Gus Dur Presiden ke-4 RI dikenal sosok yang sangat menghargai perbedaan pendapat. Menurutnya, hal ini menjadi contoh yang penting untuk generasi kedepan, apalagi di tengah konflik horizontal yang gampang terpantik beberapa waktu terakhir.
“Gus Sholah adalah salah satu sosok yang menghargai perpedaan dengan santai dan enjoy. Meskipun perbedaan itu tajam, tapi ini lah yang harus diteladani oleh almarhum oleh generasi sekarang ini bagaimana menyikapi perbedaan,” ujarnya.(tin/rst)