Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur meminta kepada seluruh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota di Jawa Timur, untuk mempersiapkan gedung-gedung sekolah dasar (SD) sebagai tempat karantina sementara bagi para pemudik yang pulang ke kampung halaman.
Upaya ini dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk meminimalisir penyebaran virus Covid-19, yang hingga Jumat (3/4/2020) kemarin, jumlah terinfeksi virus terus meningkat.
“Untuk mengantisipasi pemudik, ibu Khofifah Gubernur berkoordinasi dengan Bupati/Wali Kota, dan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota agar mempersiapkan gedung-gedung sekolah dasar untuk menampung atau tempat karantina bagi warganya masing-masing yang datang dari luar daerah, khususnya sejak 14 hari kedatangan,” kata Wahid Wahyudi Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (4/4/2020).
Untuk itu, lanjutnya, sejak Jumat malam baik dari Disdik, Polsek dan Koramil sedang mempersiapkan fasilitas pendukung di gedung-gedung sekolah dasar agar dapat digunakan sebagai tempat karantina.
“Minimal disiapkan ruangan ada lampunya, ini penanganan darurat agar pemudik tidak langsung berbaur dengan masyarakat terutama keluarga. Rata-rata untuk toilet ada, lampu ada, yang perlu dipersiapkan tempat tidur sederhana di sekolah-sekolah,” tambahnya.
Wahid mengatakan, tidak semua ruangan di gedung sekolah digunakan, namun dipilih ruangan yang sesuai dengan kondisi gedung dan fasilitas yang ada.
Ia sendiri mengaku belum mengetahui pasti sampai kapan protokol karantina bagi pemudik ini diberlakukan. Ia hanya dapat menduga, bahwa proses karantina akan berlangsung hingga angka penyebaran Covid-19 di Jatim turun.
Namun yang lebih utama, kata Wahid, Khofifah Gubernur meminta agar para perantau tidak dulu pulang ke daerah asal, sehingga dapat meningkatkan risiko penularan kepada keluarga mereka.
“Sebetulnya harapan utama Ibu Gubernur para warga yang diluar daerah tidak pulkam (pulang kampung). Tapi (kebijakan ini) untuk mengantisipasi kalau ada yang pulkam di hari-hari ini. Nanti akan disesuaikan dengan hari masuk sekolah, karena libur sekolah juga diperpanjang,” ujarnya.
Sekadar diketahui, pada Jumat (3/4/2020) kemarin Pemprov Jatim mencatat ada kenaikan 49 kasus positif Covid-19 dalam sehari. Sebanyak 33 kasus terkonfirmasi dari Surabaya. Sedangkan lainnya menyebar di sejumlah kabupaten.
Sebanyak 10 kasus tambahan positif ditemukan di Lamongan. Lainnya, ada tiga tambahan kasus positif di Sidoarjo, satu di Gresik, dan dua di Kabupaten Kediri. Sedangkan 717 pasien dalam pengawasan (PDP) dan 9.435 orang dalam pemantauan (ODP) di Jawa Timur.
“Coba diperhitungkan apakah dengan pulang kampung tidak nambah biaya dan dampaknya. Jadi mohon dimaklumi dengan kondisi perkembangan Covid-19 di Jatim, yang dari hari ke hari belum ada penurunan,” kata Wahid.(tin/ipg)