Dia mengatakan, beberapa protokol standar mencegah penularan Covid-19 di masjid diantaranya menjaga jarak antar jemaah, membawa sajadah sendiri, karpet masjid digulung/tidak dipakai, mengenakan masker, dan setiap masjid harus memiliki tempat cuci tangan, dan lain-lain.
Menurut mantan Wakil Presiden Indonesia itu, protokol tersebut tidak hanya berlaku saat salat id saja. Tetapi, juga di kegiatan ibadah sehari-hari, termasuk saat salat Jumat.
“Pelaksanaan Shalat Iduladha itu seperti salat Jumat protokolnya. Keadaan ramai atau tidak, protokol agar dipenuhi. Jika diperlukan, shalat dapat dilakukan bergelombang dua kali daripada membludak, daripada protokol tidak jalan,” kata dia.
Dia mengatakan takmir masjid juga harus memperhatikan jemaahnya. Jika terdapat jemaah tidak sehat agar disarankan tak beraktivitas di masjid atau ada di tengah keramaian.
“Kita instruksikan pengurus masjid kalau melihat ada jamaah sakit jangan ke masjid. Jemaah kalau sakit agar dibantu ke rumah sakit karena masjid tidak bisa menyembuhkan, apalagi kekuatan Covid-19 ini menularnya luar biasa sehingga dengan tindakan perlu jamaah terbebas dari penularan,” katanya.
Dia mengatakan, dalam ibadah hari raya iduadha itu, pemotongan hewan kurban juga tidak dilakukan di halaman masjid atau tempat umum untuk menekan terjadinya kerumunan.
Sangat disarankan, kata dia, penyembelihan kurban dilakukan di tempat yang memungkinkan hanya diikuti peserta yang sedikit, misalnya dilakukan pemotongan sendiri atau di rumah pemotongan hewan.
Dia mengatakan ibadah, program kebersihan, dan kesehatan semua harus berjalan beriringan.
“Agar shalat id jalan, tapi tetap memperhatikan aspek kesehatan dan protokol lain,” kata dia. (ant/rst/bas)