Dinas Kesehatan (Dinkes) Jatim mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai beberapa penyakit seiring sudah mulai seringnya hujan di sejumlah daerah di Jatim.
Herlin Ferliana Kepala Dinkes Jatim mengatakan, penyakit yang sering menjadi masalah yang dihadapi masyarakat ketika musim hujan salah satunya demam berdarah.
“Sekarang ini kondisinya tidak seperti tahun yang lalu. Kondisinya sangat sulit untuk menekan jumlah kematian, dan jumlah kasus demam berdarah,” ujar Herlin.
Data Dinkes Jatim, sepanjang tahun sampai 9 November kemarin jumlah pasien demam berdarah di berbagai daerah secara kumulatif mencapai 7.535 orang.
Ada sebanyak 63 orang pasein demam berdarah yang meninggal. Secara prosentase tingkat kematian (case fatality rate/CFR) DBD di Jatim sebesar 0,8 persen.
Herlin mengakui, penanganan demam berdarah di tengah pandemi Covid-19 punya tantangan sendiri. Kader kesehatan tidak bisa bergerak leluasa memberikan penyuluhan penanggulangan penyakit ini.
Karenanya, ia mengingatkan masyarakat melakukan pencegahan. “Yang perlu kita perhatikan adalah demam berdarah, karena apa nyamuk itu akan berkembang biak di saluran-saluran ataupun di kumpulan-kumpulan air yang tergenang,” tegasnya.
Selain demam berdarah, Herlin meminta masyarakat waspada terhadap penyakit lain seperti Leptospirosis. Penyakit yang berkaitan erat dengan hewan tikus.
Leptospirosis, kata Herlin, bisa berupa gatal-gatal pada kulit, nyeri otot, sampai aritmia jantung. Bagian tubuh yang sering terserang bakteri ini adalah bagian kaki.
“Saya titip ingatkan soal itu. Terutama saat kaki kita yang menyentuh air yang tidak seluruhnya bersih,” kata dia.
Data Dinkes Jatim, kasus Leptospirosis di Jawa Timur pada 2020 ini cukup tinggi. Sampai awal November jumlahnya sudah 252 kasus. Kasus kematian terjadi pada 11 orang yang sakit.
Penyakit lain yang juga perlu diwaspadai adalah diare dan pneumonia. Dinkes Jatim mendata sampai Oktober kemarin ada 1.089 kasus diare maupun pneumonia. Mayoritas menyerang anak-anak.
Dia berharap masyarakat perlu memperhatikan gaya hidup bersih. “Musim hujan seperti ini tidak jarang kena diare. Mungkin kurang bersih ketika mencuci dan menyimpan makanan,” ujarnya.(den/ipg)