Dalam suatu keluarga tentu mempunyai fungsi dan peran masing-masing. Lalu bagaimana menjalankan peran bila satu di antara mereka ada yang terpapar dan harus menjalankan isolasi, karena terpapar Covid-19.
Fini Rahmatika Konselor pusat layanan Keluarga Sejahtera BKKBN Jawa Timur, kepada Suara Surabaya Media menyampaikan sarannya, untuk selalu terbuka dan mengedepankan komunikasi antar anggota keluarga.
Menurut Fini beberapa hal yang penting dilakukan; Pertama kita harus mengkomunikasikan kepada anak-anak, kondisi yang ada beserta hal-hal yang akan dihadapi.
Misal, ibu atau ayah akan menjalani isolasi mandiri karena terpapar Covid-19 selama sekian waktu, dan untuk beberapa saat tidak akan bisa bertemu. Hal ini berfungsi untuk saling menguatkan satu sama lain, dan membangun energy atau pikiran positif.
“Sekaligus membangun semangat positif, bahwa akan segera sembuh dan akan segera berkumpul kembali,” terangnya.
Kedua, berkoordinasi dengan pasangan, jika pasangan kita dinyatakan sehat. Untuk sementara pasangan diminta untuk mengambil alih apapun yang harus dilakukan terutama terkait anak-anak, sembari mencari solusi bantuan atau alternatif yang memudahkan.
Misalnya untuk urusan makanan, bisa catering atau nitip saudara. Tentunya sanak saudara terdekat harus diinformasikan hal ini. Untuk cucian kotor bisa di laundry. Sehingga bisa meringankan pasangan dan bisa menjaga pasangan dan anak-anak kita.
“Bila anak-anak sudah di usia SD ke atas, bisa saling koordinasi untuk menangani pekerjaan-pekerjaan rumah,” tambah Fini.
“Harus ada sesi curhat di lingkungan keluarga tentang apa saja yang mereka rasakan. Entah itu rasa cemas, rasa takut, dan kemudian bisa saling menguatkan kembali. Jika memungkinkan bisa video call dengan Ibu atau ayah yang lagi isolasi mandiri. Itu juga lebih baik,” urainya.
Melibatkan keluarga dekat dan tetangga, kata Fin,i juga sangat penting. “Intinya mengajak diri sendiri, dan seluruh anggota keluarga untuk menerima kondisi tersebut,” jelasnya.
Supaya tidak menjadi beban dan kecemasan yang berlebihan, karena pikiran dan psikis yang terjaga positif akan membuat semuanya menjadi lebih baik. Dan kalau kita sudah memasrahkan anak kepada pasangan atau orang-orang terdekat, pasrahkan saja, agar kita bisa fokus hanya pada diri dan kesehatan diri kita.
Boleh sesekali menanyakan hal kondisi anak-anak. Namun bila jawaban yang didapat ternyata tidak sesuai harapan, anggaplah itu adalah kondisi terbaik ketika itu.
Kita Harus lebih tenang dalam menyikapi diri dan keluarga di rumah. Dengan ketenangan itu, yang sakit menjadi sehat lebih cepat dan yang dirumah imunya tetap terjaga juga sehat. (lim)