Lelah dan jenuh setelah berhari-hari tinggal di rumah karena pandemi Covid-19, membuat Andrew Wijaya Hidayat seorang warga Surabaya tergerak membuat face shield, salah satu komponen Alat Pelindung Diri (APD) untuk para tenaga kesehatan (Nakes).
Niatnya satu, ia ingin membantu agar wabah ini segera selesai dan aktivitas masyarakat berjalan normal kembali. Ia mengaku, sebagai pekerja harian yang sekarang hanya tinggal di rumah sejak dua pekan lalu, wabah ini berdampak pada kondisi ekonominya.
“Saya niatnya membantu sesama. Mengingat hari-hari ini kita nganggur di rumah. Daripada nganggur di rumah, mending kita lakuin sesuatu yang berguna. Kalau ga ada Covid-19, kerja seperti biasa. Mulai dari 15 Maret, duduk manis di rumah. Akhirnya, bingung ngerjain apa, tercetus, wah kita harus membantu agar Covid-19- ini cepat selesai, salah satunya dengan membantu para dokter,” ujar Andrew, Jumat (3/4/2020).
Suatu hari, dia melihat sebuah tayangan di televisi soal komunitas difabel yang membuat face shield untuk para Nakes yang saat ini sedang berjuang merawat para pasien Covid-19. Dari situ, ia mengajak satu temannya untuk ikut membantu para Nakes di Surabaya mendapatkan face shield gratis di tengah keterbatasan stok APD di rumah sakit.
“Saya sempat komunikasikan dengan IDI Surabaya. Apa boleh disumbangkan. Karena saya sadar (face shield buatannya) itu jauh dibawa standar yang asli. Tapi IDI bilang, ini sangat boleh, karena kita (dokter) butuh apa yang ada,” katanya.
Ia mulai memproduksi lebih banyak face shield pada 1 April 2020. Selama dua hari, Andrew dan temannya berhasil membuat 100 pcs face shield dan diserahkan hari ini, Jumat (3/4/2020) ke kantor IDI Surabaya agar disalurkan ke rumah sakit yang membutuhkan.
Soal dana, ia mengaku pembuatan 100 pcs face shield untuk nakes ini masih menggunakan uang pribadinya. Tapi, berkat penggalangan dana yang ia lakukan di medsos, beberapa orang tergerak untuk membantu. Ia mengaku, saat ini masih terus membuat face shield agar bisa segera menyerahkan bantuan gelombang kedua pada IDI Surabaya.
“Dana sendiri, awal pembuatan yang 100 pcs tadi pakai dana pribadi. Tapi untuk proyek ke depan, sudah ada beberapa donatur, cuma memang belum terlalu banyak. Kita tahulah, meski banyak orang mampu di Surabaya, gak semua orang tergerak untuk melakukan hal sama. Dengan adanya bantuan ini, saya berterima kasih yang sudah mempercayakan untuk pembuatan face shield di Surabaya. Kita kirim terus, dari bantuan ini, setiap hari kita produksi terus, secepat mungkin kita produksi terus,” jelasnya.
Ia berharap, lebih banyak lagi inisiatif individu maupun kelompok untuk membantu ketersediaan APD bagi para nakes. Ia mengajak warga Surabaya, terutama anak-anak mudanya untuk tergerak dan membantu tenaga medis yang sedang berjuang.
“Untuk temen-temen di Surabaya, terutama yang muda-muda, daripada ngabisin waktu jalan-jalan di mal, atau mungkin berdiam diri di rumah, ayolah kita berusaha, bahu-membahu yang terbaik untuk Surabaya dan Indonesia, bisa menyumbang, atau bergerak bersama untuk membuat barang (APD, red) yang kita bisa,” pungkasnya. (bas/ang/ipg)