Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya menerima kunjungan kerja dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pusat di rumah dinasnya, Senin (24/20/2020). Dwikorita Karnawati Kepala BMKG hadir bersama tim BMKG di wilayah Jawa Timur.
Dalam pertemuan itu, Risma menyampaikan bahwa suhu di Kota Surabaya mengalami penurunan hingga dua derajat Celsius. Pada saat awal-awal menjabat Wali Kota Surabaya, suhu di Surabaya di kisaran 30-31 derajat Celcius. Namun, banyaknya pembangunan ruang terbuka hijau, lambat laun suhunya semakin turun hingga 28-29 derajat Celcius.
“RTH ini terus ditambah, sampai suatu saat nanti, suhu Surabaya bisa mencapai 22 derajat Celcius,” kata Risma dalam paparannya.
Berdasarkan data Pemkot Surabaya hingga tahun 2018, luas RTH di Surabaya 7.290,53 hektare atau sama dengan 21,79 persen dari luas wilayah Kota Surabaya. Total tersebut terdiri dari luas RTH Makam sudah mencapai 283,53 hektare, RTH lapangan dan stadion 355,91 hektare, RTH telaga atau waduk atau bozem 192,06 hektare, RTH dari fasum dan fasos permukiman 205,50 hektar, RTH kawasan lindung 4.548,59 hektare, RTH hutan kota 55,81 hektare, RTH taman dan jalur hijau (JH) 1.649,10 hektare.
“Jumlah ini semakin banyak di tahun 2019 hingga saat ini, karena kami terus mengembangkan ruang terbuka hijau itu,” tegasnya.
Sementara itu, Dwikorita Karnawati Kepala BMKG sangat mengapresiasi turunnya suhu di Kota Surabaya. Saat di berbagai negara berlomba-lomba menekan suhunya supaya tidak naik hingga 2 derajat Celsius, di Surabaya fenomenanya malah terbalik, malah ada penurunan hingga 2 derajat Celsius.
“Ini sesuatu yang sangat fenomenal dan benar-benar langka apabila kita cari di belahan bumi mana pun. Sehingga ini perlu diapresiasi setinggi-tingginya,” kata Dwikorita.
Menurutnya, fenomena di Surabaya ini sangat unik. Sebab, meskipun di Surabaya ada industri dan transportasi, tapi suhunya berhasil ditekan. Makanya, ia menyampaikan bahwa informasi semacam ini sangat perlu disebarluaskan ke seluruh penjuru dunia.
“Harus banyak orang yang belajar dari sini. Ini penghargaan kepada Bu Wali yang telah sukses beradaptasi dalam mengatasi perubahan iklim global. Ternyata rahasianya sudah dibongkar juga tadi, yaitu penghijauan, penghijauan dan penghijauan,” ujarnya.
Terlepas dari semua itu, Dwikorita menyampaikan bahwa salah satu tujuan datang ke Surabaya adalah untuk menyerahkan Buku Katalog Gempa Bumi kepada Wali Kota Risma. Buku Katalog itu terdapat data gempa bumi yang pernah terjadi di Indonesia dari tahun 1800.
“Dalam buku tersebut, gempa dimana saja sampai level kecamatan pun ada. Ini kita berikan kepada Bu Wali,” katanya. (bid/iss/ipg)