Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur melakukan identifikasi terhadap adanya temuan tengkorak yang diduga berasal dari harimau jawa (Panthera tigris sondaica), di kawasan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah VI BKSDA Jawa Timur Mamat Ruhimat mengatakan bahwa pihaknya mendapatkan informasi adanya temuan tersebut dari masyarakat dan akan melakukan identifikasi terhadap kerangka bagian kepala itu.
“Informasinya tengkorak itu ditemukan di sekitar Kali Metro, Kelurahan Merjosari. Kami datang ke sini untuk membawa tengkorak dan melakukan identifikasi,” katanya, di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.
Mamat menjelaskan, tengkorak tersebut memiliki berat kurang lebih delapan ons dengan ukuran tinggi 13 centimeter, lebar 21 centimeter, dan panjang 15 centimeter. Berdasarkan hasil identifikasi awal, Mamat menduga bahwa temuan tersebut adalah tengkorak macan tutul.
“Kalau harimau, terlalu kecil. Di samping itu, pada kawasan sekitar sini, habitat macan tutul masih ada. Namun, kami tidak bisa pastikan 100 persen. Tunggu hasil laboratorium dulu,” katanya.
Mamat menambahkan, tengkorak tersebut akan diboyong menuju Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bogor untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. Pihak BKSDA Jawa Timur akan melakukan koordinasi dengan LIPI.
“Kami akan segera melakukan koordinasi dengan pihak LIPI agar segera mendapatkan jawaban (terkait jenis tengkorak hewan yang dimaksud),” kata Mamat.
Menurut dia, populasi macan tutul masih sering ditemukan di beberapa titik, termasuk di wilayah Malang Raya. Titik-titik tersebut, di antaranya berada di kawasan Taman Nasional Bromo, Tengger Semeru (TNBTS) hingga di kawasan Cagar Alam Pulau Sempu.
“Kami sudah pasang kamera track di Pulau Sempu. Ciri-ciri atau jejak macan tutul bisa diidentifikasi dari cakaran pohon hingga jejak-jejaknya. Jumlahnya, kami masih belum tahu. Kami masih melakukan pengamatan,” ujar Mamat.
Tengkorak hewan yang diduga berusia lebih dari 50 tahun itu mulanya ditemukan oleh seorang guru Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Malang Lulut Edi Santoso di Malang, Jumat (4/9).
Kemudian, temuan tersebut ditunjukkan kepada warga sekitar dan diserahkan kepada tokoh masyarakat, yang kemudian dilaporkan kepada BKSDA Jawa Timur.