Selain itu, bagi perempuan yang sedang hamil di masa pandemi, ia meminta agar mereka menjaga betul kehamilan dan kondisi kesehatan sang ibu. Sebab, kondisi kesehatan ibu saat hamil cenderung turun dan rawan terinfeksi virus.
“Yang sudah hamil, tentu saja dijaga kandungannya, gizi (dicukupi) agar sehat begitu,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya tengah berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari bidan-bidan di daerah sampai tokoh masyarakat dan tokoh agama untuk mengimbau masyarakat agar mematuhi kebijakan pemerintah selama masa pandemi.
Penyuluhan KB saat ini juga disesuaikan dengan kondisi pandemi Covid-19 dengan lebih memanfaatkan teknologi.
“Selain itu juga menyiapkan alat dan obat kontrasepsi sampai ke faskes-faskes,” tambahnya.
Sebagai informasi, angka putus KB di Jawa Timur melonjak di angka mengkhawatirkan. Pada bulan Maret, angka putus KB sebesar 278.356 orang atau kurang lebih 4,6 persen akseptor.
Sementara pada bulan April di mana kebijakan penanganan Covid-19 lebih ketat, angka DO KB berada di angka 414.708 atau 7,07 persen. Naik 3 persen dari angka di bulan lalu. Padahal, jika melihat data bulan Februari 2020, jumlah DO KB hanya 68.547 orang atau hanya 1,3 persen. (bas/ang/rst)