Koalisi organisasi dan komunitas driver online se-Jawa Timur rencananya akan melakukan aksi demontrasi turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi di Surabaya, Selasa besok (15/9).
Mereka diantaranya Himpunan Pengusaha Daring Indonesia (HIPDA), Asosiasi Driver Online (ADO) Jawa Timur, Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur dan juga komunitas atau paguyuban driver online yang ada di Jawa Timur.
Aksi demo yang diberi nama Frontal (Front Driver Online Tolak Aplikator Nakal) Jilid 2 ini akan menyuarakan aspirasi di beberapa titik.
Mereka akan mengawali aksi dengan melakukan konvoi kendaraan roda empat dan roda dua, yang dimulai dari titik kumpul di frontage Ahmad Yani sisi barat di samping Cito sekitar pukul 07.00 WIB.
Rute yang akan dilewati adalah Jalan Ahmad Yani – Wonokromo – Raya Darmo – Urip Sumoharjo – Basuki Rachmad – Embong Malang – Blauran – Bubutan – Indrapura – Rajawali – Veteran – Pahlawan – Gemblongan – Tunjungan – Gubernur Suryo – Panglima Sudirman – Polisi Istimewa – Dinoyo – Ngagel – Raya Gubeng – Pemuda – Simpang Dukuh – Gubernur Suryo.
Adapun sasaran mereka adalah Dishub Jawa Timur, Diskominfo Jawa Timur, Polda Jawa Timur, KPPU Jawa Timur, DPRD Jawa Timur, Kantor Gubernur Jawa Timur di Jalan Pahlawan, Kantor Gojek di Jalan Ngagel, Kantor Grab di Jalan Pemuda (Depan WTC), dan berakhir di Grahadi.
Menurut Daniel Lukas Rorong, Humas Frontal Jilid 2, aksi ini diikuti sekitar 1000 driver online dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang dan berbagai kota atau kabupaten di Jawa Timur.
“Masing-masing daerah akan mengirimkan perwakilannya untuk menyuarakan beberapa tuntutan,” kata Daniel.
Tuntutan yang dimaksud adalah evaluasi potongan 20 persen dari aplikator tiap kali mitra driver mendapatkan orderan selama masa pandemi, pembagian bantuan sosial dari pemerintah yang tidak merata untuk driver online, zona merah yang masih berlaku untuk transportasi online di beberapa wilayah di Jawa Timur, dan pressing debt collector yang masih terjadi pada driver online yang mengambil kredit di leasing selama masa pandemi tanpa ada keringanan kebijakan.
Juga penertiban aplikator baru transportasi online yang tidak memiliki kantor di masing-masing wilayah termasuk penentuan tarif yang dinilai terlalu merugikan mitra driver.
Dan tempat pengaduan khusus bagi driver online yang tergabung dalam Frontal terkait keluhan yang dialami.
Ditambahkannya, selama aksi, driver online roda dua dan empat se-Jatim yang tidak turun jalan, dihimbau untuk melakukan Off Bid (mematikan aplikasi atau tidak mengangkut penumpang atau kirim makanan dan barang) selama aksi berlangsung sampai tuntutan kami dipenuhi, sebagai bentuk dukungan kepada rekan-rekannya yang sedang demo turun ke jalan.
“Ini semua demi kesejahteraan driver online,” tegasnya.
Daniel yang juga Humas Perhimpunan Driver Online Indonesia (PDOI) Jawa Timur ini juga meminta maaf buat para pengguna jalan jikalau merasa terganggu selama aksi berlangsung akibat kemacetan yang akan ditimbulkan dalam demo ini.
Termasuk buat para pemakai jasa transportasi online yang akan mengalami kesulitan saat memesan ojek online atau taksi online dan pemesanan makanan atau kirim barang pada tanggal 15 September.
“Ini berlaku tidak hanya di Surabaya, tapi juga di beberapa daerah di Jawa Timur,” ungkapnya.
Daniel juga menegaskan pada rekan-rekan driver online yang ikut demo untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, khususnya memakai masker selama mengikuti aksi. Serta membawa hand sanitizer.
Termasuk juga tertib berlalu lintas dan mengikuti arahan dari pihak kepolisian untuk pengaturan lalu lintas.
“Semoga ada hasil yang memuaskan dan semua tuntutan kami dipenuhi”, harap Daniel.(bid/lim)