Jumat, 22 November 2024

Belajar Tatap Muka SMA-SMK di Jawa Timur Mulai 18 Agustus 2020, Sudah Siap?

Laporan oleh Chusnul Mubasyirin
Bagikan
Ilustrasi. Uji coba pembelajaran di sekolah, dengan menggunakan face shield di SMK PGRI 13 Surabaya beberapa waktu lalu. Foto: Dok/Totok suarasurabaya.net

Pemprov Jatim akan membuka kegiatan belajar mengajar tatap muka langsung mulai 18 Agustus 2020 mendatang. Rencana uji coba Pemprov Jatim itu menyusul keputusan Nadiem Makarim Mendikbud yang mengijinkan pembelajaran secara langsung untuk daerah zona kuning dengan memperhatikan tahapan penting.

“Pemprov Jatim akan melakukan uji coba proses belajar mengajar secara langsung di sekolah untuk jenjang SMA dan SMK secara selektif atas persetujuan bupati/wali kota,” ujar Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim di Gedung Negara Grahadi, Selasa (12/8/2020).

Gubernur Khofifah menegaskan, sekolah yang dilakukan uji coba pembelajaran tatap muka langsung hanya di daerah bukan zona merah.

“Jadi untuk sekolah yang berada di zona merah akan tetap ditutup, sedangkan di zona hijau, kuning  dan orange akan dibuka,” terangnya.

Sekolah yang berada di wilayah zona kuning, katanya, proses belajar mengajar akan dibuka 50 persen dari jumlah siswa per klas. Untuk zona orange 25 persen. Disamping itu, setiap sekolah diminta menyiapkan 4 mata pelajaran setiap harinya dengan durasi 45 menit setiap pelajaran. Jadi lama pembelajaran tatap muka selama uji coba hanya 4 jam pelajaran per hari tanpa jam istirahat. Artinya bila masuk sekolah pukul 07.00, maka pukul 10.00 sudah pulang sekolah.

“Zonasi tersebut akan terus diperbaharui. Misal ada perubahan zonasi dari kuning ke orange, kapasitas siswa yang masuk harus dikurangi dari 50 persen menjadi 25 persen. Kita sangat mengharapkan zona-zona tersebut menjadi kondisi yang makin membaik,” tegasnya.

Bagi sekolah yang sudah dibuka, ia menambahkan, tetap diminta untuk mematuhi protokol kesehatan dan menggunakan masker. Seperti diketahui, karena pentingnya menggunakan masker, Gubernur Khofifah bersama Mendagri meluncurkan program 26 juta masker bagi warga Jatim beberapa waktu lalu.

“Dengan adanya program tersebut diharapkan masyarakat terdorong dan termotivasi untuk menggunakan masker secara benar. Contoh, setelah menggunakan masker lalu disimpan di saku atau dipakai, itu perilaku kurang benar. Nah, program bagi-bagi masker itu sebagai edukasi penggunaan masker yang benar agar dapat memberikan perlindungan dengan baik,” tambahnya.

Sementara itu, Wahid Wahyudi Kepala Dinas Pendidikan Jatim, menjelaskan jajarannya telah melakukan kordinasi secara intensif dengan pemerintah Kabupaten/Kota terutama dengan Gugus Tugas Covid-19 setempat untuk memastikan pelaksanaan ujicoba pembelajaran tatap muka terbatas mendapat persetujuan dan dukungan dari kabupaten/kota.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, ujicoba pembelajaran tatap muka ini akan diterapkan metode blended learning dengan memadukan metode pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah dengan pembelajaran tatap muka secara terbatas di sekolah, baik secara daring (online) maupun luring (offline).

“Masing-masing sekolah telah menyiapkan jadwal secara cermat, kapan seorang siswa hadir di sekolah untuk mengikuti pembelajaran tatap muka dan kapan belajar dari rumah. Demikian pula kurikulumnya, sudah disesuaikan dengan kurikulum darurat yang telah diterbitkan oleh Kemendikbud dengan menekankan pada kompetensi inti dari suatu mata pelajaran”. (cus/lim)

 

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs