Pemkot Surabaya memperpanjang kebijakan belajar di rumah (libur) bagi siswa KB sampai SMP sampai 28 Maret 2020 mendatang menyusul terus meningkatnya penyebaran Covid-19 di kota ini. Selain itu, Pemprov Jatim juga memperpanjang masa belajar di rumah bagi siswa SMA/SMK sampai 5 April 2020 nanti.
Diana Rahmasari Dosen Psikologi Klinis Anak Remaja Unesa mengatakan, kondisi ini adalah momentum untuk mendekatkan anak dengan orang tuanya.
Sebagaimana diketahui, saat ini masyarakat diminta untuk berkegiatan di dalam rumah agar rantai penyebaran virus corona bisa putus. Namun, rutinitas baru ini secara psikologis memang menimbulkan perasaan jenuh.
“Jenuh adalah kondisi psikologis yang wajar yang muncul ketika menghadapi rutinitas (berkegiatan di dalam rumah). Monoton. Itu satu kondisi yang sebenarnya tidak kita inginkan. Tidak ada variasi aktivitas, tidak ada challange,” ujar Diana yang juga Kepala Jurusan Psikologi Unesa itu.
Selain memberikan penjelasan soal pentingnya melakukan social distancing sementara waktu, orang tua dituntut untuk menghadirkan banyak variasi kegiatan di dalam rumah agar anak tidak bosan.
“Kita dengan anak harus bikin variabilitas kegiatan apa sih yang bisa dimunculkan bersama. Level SD belajar dan bermain. Hal-hal yang membuat mereka tidak jenuh. Ide-ide varialibilas, bisa jadi dari anak sendiri. Kalau saya pribadi, saya ajak diskusi kamu kenapa bosan, apa yang bisa bikin kamu gak bosen. Jadi, saatnya orang tua dan anak sama-sama diskusi memunculkan ide-ide supaya tidak bosan,” jelasnya.
Diana menambahkan, ada beberapa variasi kegiatan yang bisa dicoba. Misalnya, menemani anak yang masih kecil menonton video edukasi di youtube yang menjelaskan bahaya virus corona dengan bahasa simpel hingga beberapa kegiatan edukasi seperti mewarnai, membaca, dan menonton bersama.
Mengajak anak mengobrol dan bermain bersama juga jadi opsi yang bisa dicoba.
“Jadi sebenarnya quality time. Aprraisal positifnya kan hubungan orang tua dan anak, seperti itu sebenarnya, kita manfaatkan. Memperbaiki interaksi kita dengan anak,” ujar salah satu tim Crisis Centre Covid-19 Unesa itu. (bas/ang/ipg)