Jumat, 22 November 2024

Beberapa Persiapan yang Bisa Dilakukan Secara Mandiri untuk Hadapi La Nina

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi: Grafis suarasurabaya.net

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan awal musim hujan akan terjadi pada akhir bulan Oktober mendatang. Pada saat itu, permukaan air laut akan lebih hangat dan berpotensi terjadinya La Nina yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, dan banjir bandang.

Tidak hanya pemerintah atau Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang melakukan persiapan, masyarakat juga dapat melakukan beberapa persiapan secara mandiri untuk menghadapi La Nina.

Dino Andalananto Manager Pusdalon BPBD Jatim mengatakan, antisipasi yang perlu dilakukan antara lain melakukan pembersihan dengan membuang sampah dan mengecek apakah ada sumbatan yang dapat mempengaruhi serapan air hujan.

“Rumah kita bisa diperiksa, mumpung belum hujan bisa dipastikan dalam kondisi baik. Bersih-bersih pastikan tidak ada sampah yang menjadi sumbatan air. Perampingan pohon yang bisa dilakukan secara mandiri juga bisa dilakukan, dan pastikan di dalam rumah tidak ada bocoran-bocoran,” kata Dino kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (15/10/2020) malam.

Selain itu, setiap orang harus memiliki persiapan pembekalan atau tas darurat yang berisi barang-barang yang perlu disiapkan jika nantinya bencana datang. Seperti charger, senter, jas hujan, beberapa makanan, hingga surat-surat berharga. Ini dikarenakan La Nina yang berpotensi terjadinya banjir bandang, maka warga harus mengetahui apa saja yang perlu dibawa jika nantinya petugas terpaksa melakukan evakuasi.

Masyarakat juga diminta untuk selalu update informasi melalui website resmi BPBD maupun BMKG, atau mkedia sosial BPBD Jatim via twitter untuk mengetahui perkiraan cuaca ekstrem secara real time.

“Update real time bisa dilihat akun BPBD Jatim via Twitter, karena biasanya kita dapat info dari BMKG tiga jam sebelumnya jika ada potensi cuaca ekstrem. Nanti kita tampilkan petanya dan nama-nama daerahnya,” tambah Dino.

Masyarakat juga dapat mengakses aplikasi inaRISK untuk mengecek apakah tempat tinggal kita saat ini merupakan daerah rawan bencana atau tidak.

“Jika kita ingin tahu kita di zona apa sih, kita bisa menggunakan aplikasi inaRISK. Jadi kita bisa tahu ‘daerah saya ternyata berpotensi banjir’ atau seperti apa,” ujarnya.

Dino juga mengingatkan pentingnya ketangguhan mandiri menghadapi bencana. Menurutnya, orang pertama yang jadi penyelamat kita adalah diri kita sendiri. Dengan menguasai kemampuan mitigasi secara mandiri, maka kita ikut memperbesar risiko keselamatan saat bencana datang.

“Banyak survey mengatakan, keselamatan itu berasal dari diri sendiri dulu, baru regu penolong. Kalau tangguh hadapi bencana, maka tingkat keselamatan akan lebih tinggi,” kata Dino.

Ia juga menambahkan bahwa masyarakat mau tidak mau harus bisa hidup berdampingan dengan bencana dengan menyiapkan pembekalan darurat di rumah.

Sebelumnya, Dwikorita Karnawati Kepala BMKG mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai La Nina pada musim hujan mendatang karena dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti longsor, banjir, dan banjir bandang. Ia mengatakan mulai bulan Oktober ini, La Nina dampaknya mengakibatkan peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia.

“Pada saat La Nina terjadi peningkatan curah hujan dari 20 sampai 40 persen di atas normalnya, itu secara umum, Jawa juga kena, kecuali Sumatera yang tidak terkena,” katanya seperti yang dilansir Antara.

BPBD Jatim sendiri juga melakukan beberapa persiapan seperti melakukan pengecekan perlengkapan, sumber daya manusia, memastikan Early Warning System (EWS) tidak ada gangguan serta menyiapkan peta rawan bencana.

“Sehingga jika nanti eskalasi bencananya meningkat, kita bisa menggunakannya (peta rawan bencana) untuk mengevakuasi warga dan melakukan tanggap darurat,” imbuh Dino.(tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs