Tim Kuybot yang terdiri dari tiga mahasiswa Departemen Teknik Sistem dan Industri, Departemen Teknik Biomedik, dan Departemen Teknik Fisika ITS merebut juara pertama dari 45 partisipan seluruh Indonesia dalam ajang LAI2-Covid 19, subtema Aplikasi Inovasi Robot.
Mereka adalah Oktaviansyah Purwo Bramastyo, Sulaiman Ali, dan Putri Norma Aprilia yang menggagas ide robot bernama Hosiro (Hospital System Robot)-Usiro (Universal System Robot).
Inovasi robot ini diawali dari keinginan mereka turut sumbangsih dalam penanganan Covid-19.
“Kami ingin menciptakan produk yang bermanfaat bagi orang lain dan tenaga medis lewat hobi kami di dunia robotika,” papar Oktaviansyah Purwo Bramastyo yang didaulat jadi ketua tim robot Hosiro-Usiro.
Vian sapaan Oktaviansyah Purwo Bramastyo menyampaikan, rancangan robot Hosiro-Usiro ini berangkat dari keresahan tim atas upaya pencegahan penularan Covid-19, mengingat virus itu mudah bertransmisi antarmanusia.
“Apalagi tenaga medis sebagai garda terdepan penanganan Covid-19 sangat berpotensi besar untuk tertular,” kata Vian.
Alasan kedua, pasien terdampak Covid-19, lanjut Vian, terutama yang melakukan perawatan isolasi di rumah dapat merasakan tekanan sosial dan ketidaknyamanan fisik.
Berdasarkan dua alasan itu, Vian dan tim merancang inovasi yang dapat mengurangi interaksi langsung antara pasien Covid-19 dengan tenaga medis. “Sekaligus inovasi ini dapat memberikan sarana hiburan bagi pasien yang sedang menjalani karantina,” ujar Vian.
Robot Hosiro-Usiro, kata Vian adalah robot layanan medis untuk penanganan pasien Covid-19, baik yang dirawat di rumah sakit maupun tempat karantina seperti Wisma Atlet di Jakarta dan sejenisnya.
“Hosiro ini memiliki fungsi pelayanan dalam hal pengantaran, mampu melihat kondisi fisik pasien berupa suhu tubuh dan denyut jantung, serta dapat digunakan pasien sebagai media berinteraksi,” tambah Vian.
Sedangkan Usiro, kata Vian, adalah robot yang berfungsi melayani pasien karantina mandiri. Fungsi pelayanan Usiro dapat berupa interaksi dengan orang lain, membeli atau mengambil makanan dari ojek online dan hal yang berkaitan dengan interaksi.
Robot satu ini juga dilengkapi treadmill sebagai kontrol jalan dari robot. Melalui treadmill ini, pasien yang melakukan isolasi dapat merasakan virtual sosial dari rumah.
“Efeknya, dapat menurunkan beban stress pasien pada saat karantina di rumah,” lanjut Vian.
Vian menambahkan bahwa robot buatan timnya ini memiliki keunggulan daripada robot-robot lainnya. Kemampuan 2 in 1 memungkinkan robot melakukan dua fungsi pelayanan dalam satu produk inovasi robot.
Robot ini, tambah Vian dapat menangani pasien karantina di rumah sakit maupun orang karantina di gedung karantina (selain RS). Robot Hosiro-Usiro juga dapat mensterilkan diri sendiri dan memiliki sistem buka pintu otomatis.
Lebih lanjut soal keunggulan robot Hosiro-Usiro, Vian memaparkan bahwa robot ini didesain sesuai kebutuhan, memiliki kotak penyimpanan yang besar untuk mengantar makanan, obat, dan pakaian.
Robot ini juga dapat digunakan untuk komunikasi antara tenaga medis-pasien, mengukur suhu pasien, mendeteksi heart rate pasien, serta menjadi sarana media rekreasi bagi pasien dengan memanfaatkan treadmill.
Proses pembuatan robot Hosiro-Usiro dimulai sejak April 2020 dengan bimbingan M Hilman Fatoni ST MT dosen Departemen Teknik Elektro ITS.
Tim Kuybot mendesain ide robot Hosiro-Usiro dengan beberapa material penyusun seperti Motor Brushless DC (BLDC) yang berfungsi untuk menggerakkan robot agar robot dapat membawa beban yang lebih berat.
Sedang material penyusun lainnya terdiri atas kamera thermal dengan fungsi untuk mengecek suhu pasien, webcam untuk saran komunikasi pasien-tenaga medis serta kamera omni bertujuan untuk alat navigasi robot agar dapat melihat area sekeliling robot secara 360 derajat.
“Untuk badan robot sendiri kami menggunakan bahan aluminium dan stainless steel,” kata Vian.
Soal kendala, mahasiswa kelahiran 1998 ini bilang, kendala terbesar yang mereka alami adalah jarak. Sebab, ketiga mahasiswa itu berasal dari daerah yang berbeda. Dari Lumajang, Yogyakarta, dan Sidoarjo.
“Saat diskusi dan pembuatan video animasi terkadang kesulitan, apalagi jika ada kendala jaringan,” terang Vian.
Vian mahasiswa Teknik Sistem dan Industri angkatan 2017 ini berharap, inovasi robot Hosiro-Usiro dapat sedikit banyak membantu penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia.
“Saya juga berharap ke depan ide ini dapat disempurnakan lagi agar dapat benar-benar bermanfaat bagi penanganan pandemi di Indonesia,” kata Vian.(tok/den)