Jumat, 22 November 2024

APD untuk Tenaga Medis di Sidoarjo Menipis

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi. Seorang dokter memakai baju Hazmat (Hazardous Materials) atau pakaian dekontaminasi di Wuhan, China. Foto : Chinatopix

Ada tiga kasus positif COVID-19 dari Kabupaten Sidoarjo. Selain menangani ketiganya, tenaga medis di RS Rujukan di Sidoarjo juga menangani pasien dalam pengawasan (PDP). Namun, alat pelindung diri (APD) yang mereka punya menipis.

“APD menipis,” kata drg Syaf Satriawarman Kepala Dinas Kesehatan Sidoarjo, Senin (23/3/2020). “Kemarin katanya dapat bantuan dari Pemprov Jatim, tapi cuma ada 10. Mudah-mudahan segera ada. Nanti akan kami sebar.”

Bantuan baju Hazmat (Hazardous Materials) atau pakaian dekontaminasi bantuan dari Pemprov Jatim sebanyak 10 set itu saat ini sudah didistribusi ke RSUD Sidoarjo sebagai satu dari tiga Rumah Sakit Rujukan di Sidoarjo.

Sementara di RS Siti Hajar dan RS Mitra Keluarga belum ada tambahan baju hazmat untuk tenaga medis frontliner atau merek yang menangani langsung pasien yang berkaitan dengan COVID-19.

Kondisi ini memang miris. Tidak hanya terjadi di Sidoarjo. Di berbagai rumah sakit rujukan yang ada di seluruh Indonesia juga kekurangan APD. Pemkab Sidoarjo sendiri sebenarnya tidak berdiam diri, mereka sudah memesan APD jenis ini.

“Kami sudah pesan 8 ribu set baju hazmat. Tapi memang dalam situasi sekarang ini, barangnya belum tersedia. Karena semua rumah sakit membutuhkan dan produksinya belum bisa memenuhi. Katanya begitu,” ujarnya.

Delapan ribu set baju hazmat adalah perkiraan kebutuhan tenaga medis yang bekerja di RS Rujukan di Sidoarjo selama satu bulan. Untuk kebutuhan Maret saja, Dinkes Jatim mencatat kebutuhan APD untuk perawatan ODP maupun PDP COVID-19 mencapai 5.600 set.

“Itu di bulan maret. April pasti akan ada kenaikan,” ujarnya. Sementara untuk ketersediaan baju hazmat di rumah sakit lain di Sidoarjo, dia sendiri tidak mendata. Sedangkan Dinkes Sidoarjo sendiri selama ini tidak pernah punya baju hazmat.

“Kami sudah menyusun anggaran untuk kelompok Gugus Tugas ini. Sudah disetujui untuk Dinkes Jatim. OPD lain juga melakukan penyusunan anggaran, tapi saya lupa jumlahnya berapa,” ujarnya.

Sementara kebutuhan APD belum terpenuhi, Pemkab Sidoarjo menambah dua RS Rujukan yang bisa menangani dan merawat pasien COVID-19. Yakni RS Siti Khodijah dan RS Anwar Medika.

Tujuan penambahan dua RS Rujukan ini untuk menambah jumlah bed yang bisa digunakan untuk mengisolasi pasien COVID-19. Totalnya sekarang, dengan adanya dua tambahan RS, minimal 22 bed.

“Kapasitas belum bisa dipastikan, tapi minimal totalnya bisa 22 ruangan. RSUD Sidoarjo sekarang bisa 10 ruangan, Siti Hajar 6, Mitra Keluarga 2, lainnya sementara ini saya anggap masing-masing dua,” ujarnya.

Tidak tertutup kemungkinan, kata drg Syaf, RS Mitra Keluarga bisa menambah jumlah bed dari hanya dua menjadi empat bed di ruang isolasi. RS Anwar Media juga mungkin bisa menambah bednya.

“Karena ruang isolasi itu tidak ada kekhususan banget. Pokoknya ada ruangan, bersih, steril, terpisah, itu bisa kami jadikan ruang isolasi,” katanya.(den/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs