Data Badan Pusat Statistik (BPS) sampai Agustus 2020, jumlah angkatan kerja Jatim meningkat seiring naiknya pengangguran terbuka yang dominan lulusan SMK.
Jumlah angkatan kerja di Jatim sampai Agustus kemarin mencapai 22,26 juta jiwa. Naik 396,37 ribu orang (1,81 persen) dari Agustus tahun lalu. Yang menganggur sebanyak 1,30 juta orang.
“Sampai Agustus 2020, hanya 20,96 juta orang penduduk di Jawa Timur yang bekerja,” kata Dadang Hardiwan Kepala BPS Jatim, Jumat (6/11/2020).
Dia bilang, sejalan dengan naiknya jumlah angkatan kerja, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Jawa Timur juga meningkat meski tidak sampai satu persen.
TPAK pada Agustus 2020 tercatat 70,33 persen, meningkat 0,72 persen poin dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Kenaikan TPAK itu, lanjut Dadang, memberikan indikasi adanya kenaikan potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja.
“Kenaikan TPAK ini karena adanya kenaikan penduduk bekerja yang terserap di sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan,” kata Dadang.
Namun, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jatim juga meningkat sebesar 2,88 persen poin. Sampai Agustus kemarin TPT Jatim jadi 5,84 persen dari sebelumnya 3,82 persen, tahun lalu.
Pengangguran terbuka terbanyak ada di perkotaan. Jumlahnya mencapai 7,37 persen. Di perdesaan sebesar 4,13 persen.
Berdasarkan tingkat pendidikan, pengangguran terbuka lulusan SMK masih dominan dengan kontribusi sebesar 11,89 persen. Sedangkan SMA 9,34 persen.
Artinya, kata Dadang, titik temu antara tawaran tenaga kerja lulusan SMK/SMA di Jawa Timur dengan tenaga kerja yang diminta di pasar kerja masih bermasalah.
Sebaliknya, TPT paling rendah ada pada tingkat lulusan SD dengan kontribusi sebesar 2,78 persen. Dadang bilang, masyarakat dengan tingkat pendidikan ini tidak memilih-milih kerja.
“Dibandingkan Agustus 2019 ada kenaikan TPT di semua tingkat pendidikan. Kenaikan TPT tertinggi pada lulusan SMK mencapai 3,50 persen poin, Diploma naik 2,91 persen poin, dan SMA naik sebesar 2,46 persen poin,” katanya.(den/tin/ipg)