Roberto Speranza Menteri Kesehatan Italia menguraikan rencana pengujian lebih luas dan peningkatan layanan kesehatan sebagai bagian dari paket kebijakan menyusul pelonggaran karantina wilayah akibat virus corona.
Menurut Speranza, saat ini masih terlalu dini untuk menyatakan kapan Italia akan mencabut karantina wilayah yang diberlakukan di seluruh negeri sejak 9 Maret lalu.
Dengan lebih dari 15 ribu korban meninggal dunia, Italia memiliki angka kematian tertinggi akibat virus tersebut, tidak hanya itu, Italia juga berhadapan dengan kehancuran ekonomi akibat mandeknya bisnis di seluruh negeri.
“Ada bulan-bulan yang sulit di depan. Tugas kami adalah menciptakan kondisi untuk hidup dengan virus,” setidaknya sampai vaksin bisa dikembangkan, kata Speranza kepada harian La Repubblica seperti dikutip Antara.
Peningkatan harian terendah pada angka kematian COVID-19 di Italia selama hampir dua minggu terjadi pada Sabtu (4/4/2020) angka ini memberi harapan bahwa epidemi mungkin telah mencapai puncaknya.
Karantina nasional, dilakukan secara ketat untuk membatasi pergerakan rakyat, termasuk membekukan semua kegiatan ekonomi yang tidak penting sampai sekitar 13 April. Kebijakan ini kemungkinan akan diperpanjang kembali.
“Jika kita tidak teliti, kita berisiko menyia-nyiakan semua upaya yang telah kita lakukan,” kata Speranza.
Speranza mengatakan dia telah mengeluarkan catatan yang menguraikan lima prinsip di mana pemerintah berencana untuk mengelola apa yang disebut “fase dua” darurat, ketika pembatasan mulai dilonggarkan tetapi belum kembali sepenuhnya ke kondisi normal.
Dia mengatakan jarak sosial harus tetap diberlakukan, dengan penggunaan perangkat perlindungan diri seperti masker wajah, sementara sistem kesehatan lokal akan diperkuat, untuk memungkinkan perawatan yang lebih cepat dan lebih efisien.
Pengujian dan tracing akan diperluas, termasuk dengan penggunaan aplikasi ponsel cerdas dan berbagai bentuk teknologi digital lainnya. Sementara jaringan rumah sakit yang didedikasikan khusus untuk merawat pasien COVID-19 akan dibentuk.
“Sampai vaksin didistribusikan, kita tidak bisa mengesampingkan gelombang baru virus ini,” katanya. (ant/rst)