Amien Rais mantan Ketua MPR RI dan tokoh-tokoh lainnya mengeluarkan pernyataan sikap terkait dengan kondisi bangsa dan negara akhir-akhir ini, terutama soal penembakan 6 laskar FPI dan penahanan Rizieq Shihab pimpinan FPI.
Beberapa tokoh yang hadir selain Amien Rais diantaranya Abdullah Hehamahua, Refly Harun, Muhidin Junaidi, Neno Warisman, Abdul Chair, Buchori Muslim, Ansyufri Sambo, Marwan Batubara dan Gamari Sutrisno.
Amien mengharapkan kepada pemerintah untuk segera menghentikan tipu daya politik, karena bisa memecah belah bangsa. Amien juga mengingatkan kepada pemerintah untuk tidak memberi ruang bagi komunisme.
“ Pak Jokowi, saya dan teman-teman mengharapkan agar segera selesai. Tidak lagi melakukan tipu daya politik yang sesungguhnya memecah belah bangsa. Kemudian, yang kedua, jangan beri ruang pada komunisme,” ujar Amien saat menyampaikan pernyataannya di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (17/12/2020).
Amien juga minta pemerintah tidak berat sebelah. Dia melihat semuanini sekarang digiring ke Beijing atau negara tirai bambu.
“Jangan berat sebelah. Semua ini kita digiring ke Beijing, ke negara tirai bambu,” tegasnya.
Sementara Abdullah Hehamahua mantan penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyinggung soal penembakan 6 laskar FPI.
Dia minta kepada pemerintah untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) mengusut tuntas penembakan di KM 50 tol Jakarta-Cikampek itu.
“Peristiwa 7 Desember di KM 50 itu merupakan drama yang luar biasa. Makanya perlu dibentuk TGPF,” jelasnya.
Muhyidin wakil ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan, pemimpin yang baik adalah yang mendengarkan aapirasi rakyatnya.
“Kami berkumpul disini untuk menyampaikan aspirasi kaki supaya didengar oleh para penguasa, pimpinan DPR, MPR dan lainnya. Utamakan dialog dan musyawarah untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi,” kata Muhyidin.
Sebelum menggelar konferensi pers, Amien Rais dkk juga menyempatkan diri ke Mabes Polri memberikan surat untuk siap menjadi penjamin atas penahanan Rizieq Shihab.(faz/tin)