Terobosan terus dilakukan mereka yang kreatif. Seperti “Alliance, Virtual Beauty and Fashion” yang menampilkan karya kolaborasi fashion designer, make up director, dan pelaku industri di saat pandemi Covid-19.
“Kami bersama-sama bergerak. Meskipun tidak besar, tetapi kami terus mencoba bersama-sama untuk tidak berhenti karena pandemi ini. Di industri fashion, ada banyak pihak yang terkait di dalamnya. Dan ketika pandemi Covid-19 ini membuat satu di antara elemen itu terhenti, maka akan memberikan dampak kepada lainnya,” kata Yusuf Wiharto Direktur Distribusi Viva Cosmetics wilayah Indonesia timur.
Lebih lanjut Yusuf menjelaskan bahwa dengan kemajuan teknologi saat ini, maka kreativitas yang sebelumnya hanya sebatas ide dan imajinasi saja bisa diwujudkan.
“Apalagi kemudian karena pandemi ini membuat semua sektor terdampak. Maka kami bergerak bersama-sama mewujudkan pagelaran virtual fashion ini agar paling tidak industri fashion sendiri kembali bergerak. Mungkin yang kami lakukan memang tidak besar, tetapi jika dilakukan banyak pihak maka akan bergerak secara besar,” tambah Yusuf, Jumat (19/6/2020).
“Alliance, Virtual Beauty and Fashion” menggabungkan kemajuan teknologi visual dengan kecantikan model dalam balutan pakaian serta make up yang menarik sehingga penampilan yang disaksikan lewat layar visual serasa berada di tengah-tengah pagelaran fashion show yang sesungguhnya.
Acara yang dijadwalkan bakal tampil Sabtu (20/6/2020) tersebut diharapkan Yusuf menjadi langkah awal pagelaran-pagelaran fashion show lainnya secara daring yang juga akan menggairahkan kembali industri fashion secara nasional di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Dijadwalkan akan hadir 3 model yang akan membawakan sejumlah busana karya fashion designer Geraldus Sugeng, serta make up director Bima Chang yang didukung oleh Viva Cosmetics dalam “Alliance, Virtual Beauty and Fashion”, Sabtu (20/6/2020).
Hana Martha satu di antara model yang bakal tampil menyampaikan bahwa virtual fashion show ini adalah pengalaman pertama baginya selama menekuni karir sebagai model. “Menyenangkan, sekaligus deg-degan karena harus mempertimbangkan langkah kaki. Kalau di catwalk kan bebas, kalau virtual seperti ini, harus menghitung langkah kaki, kan. Selebihnya asyik siih,” kata Hana Martha.(tok/iss)