Sabtu, 23 November 2024

Ahli Penyakit Infeksi Unand Bantu Tingkatkan Kapasitas Lab Surabaya

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Pertemuan Dr Andani dengan Tri Rismaharini di Rumah Dinas Wali Kota Surabaya. Foto: Humas

Doktor Andani Eka Putra Kepala Pusat Diagnostik dan Riset Penyakit Infeksi Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas (Unand), Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) siap membantu Pemerintah Kota Surabaya.

Dia menyatakan siap membantu Pemkot Surabaya dalam meningkatkan kapasitas pengujian di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Surabaya.

“Salah satu solusi yang kita rancang adalah Labkesda Surabaya itu kita aktifkan dengan target se-optimal mungkin. Paling tidak pada akhir Agustus Labkesda Surabaya bisa sampai 4.000 sampel per hari,” kata Dr. dr. Andani.

Dia sampaikan itu usai bertemu Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya di rumah dinas wali kota, Jalan Sedap Malam Surabaya, Sabtu (18/07/2020).

Andani bilang, kalau nanti jumlah pemeriksaan di Labkesda meningkat, otomatis angka positif meningkat. Menurutnya itu tidak perlu dikhawatirkan.

“Tidak usah takut dengan jumlah positivity rate yang banyak, nanti sembuhnya juga cepat. Orang-orang tanpa gejala itu akan sembuh 14 hari. Dengan cara seperti itu, angka kematian turun otomatis, dan penyebaran di masyarakat berkurang,” ujarnya.

Salah satu tujuan Dr. Andani datang ke Surabaya adalah untuk menginventarisir apa saja kebutuhan pengembangan lab pengujian Covid-19 di Surabaya. Termasuk pengembangan kapasitas, alur sistem kerja, sampai kebutuhan SDM (Sumber Daya Manusia).

“Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sudah menyatakan, apapun kebutuhan Jatim, Labkesda Surabaya, BNPB akan berusaha memenuhi,” katanya.

Sembari menunggu pengembangan kapasitas pengujian di Labkesda, Dr. Andani mengatakan, sementara waktu sampel di Surabaya akan dikirim ke Lab di Unand, Kota Padang, Sumatera Barat.

“Untuk sampel (di Surabaya) itu, sementara akan dikirim ke Padang untuk pemeriksaan. Kapasitas di sana besar, bisa mengerjakan 3.000 per hari,” katanya.

Pengembangan lab tidak cukup hanya peralatan. Makanya pihaknya menyatakan siap mendukung Pemkot Surabaya dalam menyiapkan peralatan, SDM, sistem kerja, hingga alur proses pemeriksaan di Labkesda.

“Termasuk tenaga laporannya kita siapkan juga karena itu menentukan juga, tadi saya sampaikan mungkin butuh 60-70 orang, harus kita latih dulu semuanya. Secara manajerial akan dipandu lab di (Unand) Sumatera Barat,” jelas dia.

Andani menargetkan, di awal Agustus 2020, Labkesda Surabaya sudah siap beroperasi. Bahkan, di akhir Agustus, kapasitas Labkesda Surabaya ditargetkan mampu mengerjakan 3000-4000 sampel dalam sehari.

“Ini tergantung juga dengan sampel yang masuk,” ujar dia.

Tingginya angka positivity rate di Surabaya menurutnya hal bagus. Makin tinggi angkanya semakin banyak yang ditemukan. Ini berbanding terbalik bila angkanya sedikit dikhawatirkan ada orang berpotensi menularkan tidak terdeteksi.

“Penemuan banyak kasus orang-orang tanpa gejala itu merupakan prestasi yang bagus, bukan suatu hal yang jelek. Ini yang harus diinformasikan ke semua orang. Coba bayangkan misal 100 orang itu tidak terdeteksi oleh kita, bukannya malah itu makin berbahaya,” paparnya.

Andani menambahkan, dengan meningkatkan kapasitas pemeriksaan, maka orang-orang dengan potensi sebagai penular itu bisa segera dicegah dan ditangani. Sebab, prinsip pertama dalam pemeriksaan Covid-19 ini adalah bagaimana memutus rantai penularan.

“Kalau kita periksanya sedikit-sedikit ya sedikit-sedikit juga (ditemukan) positifnya. Tapi yang menjadi kerugian kita adalah ini yang menyebar terus tidak kita temukan, kan, bahaya. Jadi peningkatan positif itu adalah hal yang tidak perlu kita takutkan,” katanya. (bid)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs