HM Joesoef seorang yang mengaku mengenal Ustaz Yusuf Mansur selama 20 tahun, mengungkap masa lalu dan dugaan rentetan penipuan yang dikendalikan pendiri Paytren itu. Melalui buku berjudul Yusuf Mansur Obong, Joesoef ingin menghentikan kebohongan Yusuf Mansur.
“Tujuan saya ingin menghentikan Yusuf Mansur yang membohongi jamaah atau ummat. Sejak praktik investasi batu bara sampai saat ini, mirip-mirip. Hanya casingnya saja yang berbeda,” ujar Joesoef dalam peluncuran buku di rumah makan di Jl Gayungsari, Surabaya, Selasa (18/2/2020).
Joesoef membeberkan, Yusuf Mansur dulunya bernama asli Jam’an Nurkhotif Mansur. Joesoef mengaku mengenal Yusuf Mansur 20 tahun yang lalu. Saat itu, Yusuf Mansur masih berurusan dengan penjara.
“Dia dua kali dipenjara tahun 1998 dan 1999. Secara berturut-turut dia dipenjara di Polsek gak sampai pengadilan. Masing-masing dua tahun, kasusnya tidak jauh-jauh dari penipuan. Saya tanya apa masalahnya gak dia jawab,” katanya.
Joesoef mengaku juga salah seorang jurnalis yang mengorbitkan Yusuf Mansur kala itu. Joesoef menilai, kala itu Yusuf Mansur layak diorbitkan karena memiliki value dalam perjalanan hidupnya.
“Waktu itu ada orang (Yusuf Mansur, red) yang berbuat maksiat dan tobat kemudian menulis buku mencari Tuhan yang hilang. Kemudian mendirikan pondok Darul Qur’an itu siapa yang tidak terharu,” katanya.
Joesoef mengaku menyelesaikan buku ini selama dua bulan. Setelah sebelumnya menuliskan dengan bunga rampai di sebuah blog thayyiba.com. Joesoef mengaku melakukan riset dengan mengamati praktik bisnis yang dijalankan Yusuf Mansur.
“Salah satunya perumahan syariah ternyata bodong di Sedati, Sidoarjo. Saya dua pekan yang lalu ke sana. Ternyata Developernya itu sewa tanah selama 10 tahun 2014-2024. Dari 40 orang yang sudah melapor, developer itu sudah bisa mengumpulkan uang Rp5 miliar,” katanya.
Melalui buku ini, Joesoef ingin membuka mata publik bahwa banyak penipuan yang dilakukan oleh Yusuf Mansur. Penerbitan buku ini sekaligus sebagai bentuk kekecewaan Joesoef terhadap para ulama dan kiai yang tahu keburukan Yusuf Mansyur tapi diam.
“Penulisan buku ini total 6 bulan dengan 33 Bab dengan judul kasus yang berbeda-beda,” katanya.
Dalam peluncuran buku Yusuf Mansur Obong, ada salah seorang korban yang merasa tertipu Yusuf Mansur juga ikut hadir. Hilwa Humaira warga Sidoarjo yang pernah bekerja di Hongkong sebagai TKW.
Hilwa mengaku pernah menjadi star leader internasional dan marketing executive dari lini usaha yang dijanjikan Yusuf Mansur. Menurutnya, modus operasinya bermacam-macam. Ia bertugas mencari member. Total kerugian saat ini senilai Rp 17 juta ditambah biaya lain.
“Saat menjadi star leader mendapatkan smart phone seharga Rp 1 juta dan saya tidak bisa ambil karena biaya ngirim mahal dari Indonesia ke Hongkong,” katanya.
Menurut Hilwa, para TKW yang menjadi member juga ditarik sedekah bulanan dengan janji anak-anak mereka bisa masuk ponpes tanpa biaya.
“Namun ternyata saat masuk pondok semua berbayar mahal,” katanya.
Merasa menjadi korban penipuan, Hilwa mencoba melakukan somasi ke Yusuf Mansur tapi tidak direspons. Sekarang dia akan mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Tangerang, sambil menunggu teman-temanya sesama korban.
“Saya ini segera diakhiri. Saya sudah capek sudah banyak mengeluarkan biaya dan lelah,” katanya. (bid/bas/ipg)