Kembangkan riset dan penggunaan obat herbal Indonesia, Universitas Surabaya (Ubaya) sinergi jejaring Heksa Heliks, ditandai talkshow Sinergi Jejaring Heksa Heliks Untuk Riset dan Pengembangan Obat Herbal, Jumat (24/1/2020) gelaran Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Ubaya.
Hadir sejumlah narasumber, diantaranya Benny Lianto Rektor Ubaya, Simon Jonatan Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Minarni Purnomo Ketua Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Indonesia (GP Jamu) DPD Jatim, EV Heru Prasanta Wijaya Direktur PT HRL International sekaligus Pendiri Kebun dan Museum Herbal Nusantara, Ivan Wijaya perwakilan Bappeko Surabaya, dan Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media.
Masing-masing nara sumber meakili berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung berkepentingan dengan tema talkshow yang kali ini dipandu moderator Oeke Yunita yang juga satu diantara Dosen pada Fakultas Farmasi Ubaya.
Suyanto Ketua LPPM Ubaya menyampaikan bahwa talkshow ini merupakan strategi di era Revolusi Industri 4.0., guna mendukung kemandirian serta pengembangan dan penggunaan obat tradisional di Indonesia.
“Konsep sinergi jejaring Heksa Heliks awalnya bermula dari teori Triple Helix. Hasil yang diharapkan adalah terwujudnya sirkulasi pengetahuan pihak yang terlibat. Yang nantinya melahirkan inovasi pengetahuan berpotensi ditransformasikan jadi produk maupun jasa di bidang obat herbal bernilai ekonomis,” jelasnya.
Peserta talkshow diantaranya akademisi Ubaya, pimpinan perguruan tinggi wilayah LLDIKTI VII, sejumlah perwakilan pimpinan industri obat herbal di Surabaya.
Melalui takshow ini, lanjut Suyanto peserta dapat memperluas network antar berbagai pihak sehingga terjalin kerjasama serta mampu memanifestasi tindakan nyata yang saling mendorong satu dengan yang lain dalam sebuah komunitas yang dinamis. Sehingga nantinya hubungan kerjasama ini dapat membentuk sinergi spiral yang bersifat kontinyu dalam penelitian dan pengembangan obat herbal di Indonesia.
“Ubaya mempunyai tiga pilar cluster riset yang dikembangkan dalam hal penelitian, satu diantarnya adalah healthy living berfokus kesehatan melalui pengembangan obat herbal. Riset obat herbal yang kami kembangkan harapannya bisa sampai hilirisasi dan komersialisasi dengan menggandeng pihak industri. Kami juga ingin menunjukkan kepada pihak eksternal bahwa perguruan tinggi khususnya Ubaya tidak hanya melakukan riset sebatas laporan diatas meja, tapi berpotensi bisnis dan produk yang bermanfaat bagi masyarakat,” tambah Suyanto.
(Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media satu diantara narasumber talkshow di kampus Ubaya. Foto: Totok suarasurabaya.net)
Ditambahkan Errol Jonathans Direktur Utama Suara Surabaya Media, bahwa perlu dilakukan sosialisasi juga kepada berbagai pihak yang berkepentingan terkait dengan hasil-hasil penelitian, agar masyarakat menjadi lebih tahu.
“Sosialisasi kepada masyarakat, terkait hasil-hasil dari penelitian obat-obatan atau tanaman herbal tersebut memang perlu dilakukan agar masyarakat secara luas mengetahui dan memahami khasiat atau manfaat tanaman herbal yang sebelumnya telah dilakukan penelitian,” terang Errol.
Sementara itu, pada kesempatan itu, Universitas Surabaya (Ubaya) menerima dana hibah dari PT Bintang Toedjoe terkait penelitian yang digagas Oeke Yunita selaku Dosen Fakultas Farmasi Ubaya dengan judul: Karakterisasi Molekuler Jahe Merah.
Penelitian ini menjadi kerjasama yang penting antara Ubaya dengan PT Bintang Toedjoe dalam rangka pengembangan dan penggunaan obat tradisional Indonesia.
Penandatanganan perjanjian penelitian dilakukan oleh Rektor Ubaya, Ir. Benny Lianto, MMBAT dan Presiden Direktur PT Bintang Toedjoe, Ir. Simon Jonatan.
Disamping itu, Ubaya juga melakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) dengan Gabungan Pengusaha Jamu dan Obat Indonesia (GP Jamu) DPD Jatim. Penandatanganan MoU dilakukan oleh Rektor Ubaya, Ir. Benny Lianto, MMBAT dan Ketua GP Jamu DPD Jatim, Dra. Minarni Purnomo, Apt., M.Si.(tok/tin/ipg)