Jumat, 22 November 2024

Tiga Saran untuk Anies Baswedan Atasi Banjir Jakarta

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Banjir yang melanda Kelurahan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan yang terkena banjir, Rabu (1/1/2020) siang. Foto: Faiz suarasurabaya.net

Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta disarankan melakukan tiga hal untuk mengatasi banjir yang melumpuhkan Ibu Kota itu, meliputi penuntasan normalisasi sungai, penanganan sampah, dan penyusunan APBD yang mendukung.

Tigor Mulo Horas Sinaga Sekretaris Jendral Generasi Optimis (GO) Indonesia di Jakarta, Kamis (2/1/2020), menyarankan agar Anies Baswedan melakukan langkah yang serius dalam mengatasi banjir di awal tahun.

“Pertama, tuntaskan normalisasi dan naturalisasi sungai Ciliwung serta perbaiki sistem drainase kota,” kata Horas dilansir Antara.

Kedua, lanjut dia, Pemprov DKI disarankan untuk menangani sampah dengan cepat dan serius, serta meningkatkan kesadaran warga Jakarta perihal kebersihan.

“Ketiga, susun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan Jakarta bukan berdasarkan keinginan atau yang lain-lain,” ujar Horas.

Menurut dia, anggaran yang jumlahnya hampir Rp100 triliun harus bisa menjamin Jakarta bebas banjir.

Sekjen GO Indonesia melihat masalah banjir di Jakarta perlu kerja sama yang baik antara provinsi DKI, Jawa Barat, dan Banten. Karena ketiga provinsi ini bertalian erat dengan sebab-akibat banjir di Ibu Kota.

“Tiga provinsi perlu bersinergi mengatasi banjir di Jakarta, dalam hal ini Presiden Jokowi perlu ikut turun tangan, sebab Jakarta adalah ibu kota negara,” kata Horas.

Pihaknya optimistis Jakarta bisa bebas dari banjir jika ada niat, profesionalitas, dan kerja sama yang baik di antara Gubernur DKI Jakarta, Jabar, dan Banten.

Pada saat yang sama, Mangasi Sihombing Ketua Dewan Pembina Generasi Optimis Indonesia menilai Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak cakap mengantisipasi banjir.

“Kami tak mau menyalahkan siapa-siapa, tapi secara obyektif banjir adalah bukti sistem drainase ibu kota yang tidak ideal. Drainase adalah tanggung jawab dan wilayah kerja Pemprov DKI,” kata Mangasi.

Ia menambahkan, curah hujan memang tinggi, dan kalau sampai terjadi banjir seperti saat ini berarti sistem drainase Jakarta tak bisa menampung air hujan.

“Inilah yang menuntut Pemprov bekerja lebih profesional dan serius,” kata diplomat Senior yang pernah menjadi Dirjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI itu.

Mangasi mengakui ia mengkhawatirkan dampak banjir yang melumpuhkan kegiatan perekonomian ibu kota dan menyulitkan aktivitas primer warga.

“Pemprov DKI seharusnya mengantisipasi banjir sejak jauh-jauh hari, karena banjir sudah jelas musimnya. Bisnis dan ekonomi sangat terganggu karena banjir,” kata Mangasi.(ant/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs