Sepuluh mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) yang sedang studi di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, daerah awal penyebaran Virus Korona di Cina, mengeluhkan naiknya harga makanan.
Vinda Maya Humas Unesa menyampaikan kembali keluhan mahasiswa ini di Gedung Negara Grahadi, Rabu (29/1/2020) malam. Menurutnya, harga makanan di Wuhan meningkat lebih dari empat kali lipat.
“Kalau yang mereka contohkan kepada kami (Unesa) ketika melakukan video call, harga makanan seperti kacang-kacangan yang tadinya Rp20 ribu per bungkus sekarang bisa mencapai Rp100 ribu,” ujarnya.
Situasi terkini di Wuhan, di tengah wabah Virus Korona, juga pemberitaan di media yang begitu masif, membuat 10 mahasiswa yang studi di Central China Normal University (CCNU) minta pulang.
Unesa, sebagaimana disebut Prof. Nurhasan Rektor, terus berkoordinasi dengan KBRI untuk meminta agar para mahasiswa bisa secepatnya dipulangkan dengan selamat.
Sementara malam ini Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengundang orangtua mahasiswa Unesa, juga orangtua sejumlah pelajar dari beberapa kabupaten di Madura, yang studi di Provinsi Hubei, Cina.
Rata-rata yang dikeluhkan orangtua mahasiswa ini sama. Bukan uang yang dibutuhkan mahasiswa dari Jawa Timur saat ini, tetapi pemulangan atau evakuasi secepatnya.
Kalaupun ada uang, kata salah satu orangtua pelajar dari Sampang, toko di sekitar tempat mereka berdomisili sekarang (di luar Wuhan), sangat terbatas. Itu berdasarkan informasi dari anaknya.
“Hanya ada satu toko bahan makanan yang buka, itupun harus berebut dengan warga setempat. Pada intinya, harapan anak saya, harapan kami juga, pemerintah segera melakukan evakuasi, memulangkan mereka ke tanah air.”
Khofifah, kepada para orangtua mahasiswa itu menyampaikan, pertemuan malam ini sudah dia foto dan dia kirimkan kepada Retno Marsudi Menteri Luar Negeri RI. Dia pun sudah mendapatkan respons.
“Beliau menjawab begini: ‘mohon disampaikan (kepada orangtua) kebutuhan logistik akan kami (pemerintah) penuhi. Sekarang evakuasi sedang dimatangkan.’ Jadi, kami juga berikhtiar,” ujar Khofifah.
Dia juga sempat menyampaikan, bahwa saat ini dia juga sudah mendapatkan data 248 nama (sayangnya dia belum menjelaskan apakah hanya warga Jawa Timur atau seluruh WNI) dan alamat apartemennya.(den/tin)