Jumat, 22 November 2024

Presiden Sebut Ada Peluang Memulangkan Anak-anak Bekas Pengikut ISIS

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan

Joko Widodo Presiden menegaskan tidak punya rencana memulangkan ratusan orang asal Indonesia yang terlibat kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dari beberapa negara seperti Suriah dan Turki.

Pemerintah Indonesia, kata Jokowi, punya tanggung jawab menjaga keamanan 260 juta penduduk Indonesia dari ancaman terorisme.

“Kemarin sudah disampaikan bahwa pemerintah punya tanggung jawab keamanan terhadap 267 juta penduduk Indonesia, itu yang kita utamakan. Oleh sebab itu, pemerintah tidak memiliki rencana untuk memulangkan orang-orang yang ada di sana, ISIS eks WNI,” ujarnya, Rabu (12/2/2020), di Istana Negara, Jakarta.

Presiden juga menginstruksikan jajarannya melakukan identifikasi 689 mantan Warga Negara Indonesia pendukung ISIS.

Data itu, menurut Jokowi, penting bagi imigrasi dalam rangka melakukan cegah tangkal masuknya orang-orang bekas pengikut kelompok teroris.

“Saya perintahkan agar diidentifikasi satu per satu 689 orang yang ada di sana. Nama dan siapa berasal dari mana sehingga data itu komplet. Sehingga cegah tangkal itu bisa dilakukan di sini kalau data itu dimasukkan ke imigrasi. Tegas ini saya sampaikan,” imbuhnya.

Tapi, Presiden masih membuka peluang memulangkan anak-anak berusia di bawah 10 tahun yang statusnya yatim piatu, tidak punya orang tua.

“Pemerintah memang masih memberikan peluang (memulangkan) anak-anak berusia di bawah 10 tahun yang yatim, yatim piatu. Tapi, kami belum tau ada atau tidak?” tegasnya.

Lebih lanjut, Jokowi Presiden mengatakan, tanggung jawab 689 orang bekas pengikut ISIS ada pada diri mereka masing-masing.

Karena, keputusan meninggalkan Indonesia dan bergabung dengan kelompok teroris dilakukan dengan kesadaran, sehingga segala risikonya harus ditanggung sendiri.

“Karena sudah jadi keputusan mereka (ikut ISIS), tentu saja segala sesuatunya sudah dipertimbangkan dan dikalkulasi oleh yang bersangkutan,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia tidak akan memulangkan ratusan orang asal Indonesia pendukung ISIS dari beberapa negara seperti Suriah dan Turki.

Mahfud Md Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, mengatakan, keputusan itu merupakan hasil rapat kabinet paripurna, yang digelar hari Selasa (11/2/2020), di Istana Bogor, Jawa Barat.

Berdasarkan data Central Inteligence Agency (CIA), ada 689 orang asal Indonesia bekas pendukung ISIS yang tersebar di Turki, Suriah, dan beberapa negara lain.

Dari jumlah tersebut, 228 orang teridentifikasi. Sedangkan sisanya 401 orang tidak jelas identitasnya.(rid/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs