Jumat, 22 November 2024

Presiden Dukung Penuh Hilirisasi Riset dan Inovasi Produk Unggulan Nasional

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden memimpin rapat kabinet membahas hilirisasi industri produk-produk unggulan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Foto: biro pers setpres.

Sejumlah produk unggulan yang memanfaatkan teknologi mutakhir ternyata mampu dihasilkan oleh industri nasional. Beberapa waktu lalu, Joko Widodo Presiden melihat sendiri beberapa rancangan produk-produk unggulan.

“Industri nasional kita ternyata mampu membuat berbagai produk dengan teknologi unggulan. Semuanya dari dalam negeri di antaranya drone MALE Elang Hitam kolaborasi antara BPPT, BUMN, TNI, dan Kementerian Pertahanan. Kemudian katalis Merah Putih, bahan konversi CPO ke bahan bakar nabati yang dikembangkan ITB dan Pertamina yang juga sudah saya lihat,” ujarnya saat memimpin rapat terbatas mengenai hilirisasi industri produk-produk unggulan di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (6/2/2020).

Walau merupakan terobosan, Jokowi menilai produksi berbagai produk unggulan itu tidak bisa berjalan sendiri. Pengembangan teknologi memerlukan pendanaan riset supaya menghasilkan produk yang berkualitas.

“Bukan hanya konsolidasi anggaran riset bersumber dari APBN yang diperlukan, tapi juga perlu dorongan pendanaan riset dari BUMN mau pun sektor swasta,” katanya.

Kepala Negara juga memandang, harus ada peta jalan yang jelas mengenai tahapan riset hingga produksi massal untuk mendukung penelitian terhadap produk-produk unggulan yang dapat dihasilkan.

Berkaitan dengan hal tersebut, Presiden menyebut tugas pemerintah bukan sebatas melakukan hilirisasi industri, tapi turut melakukan hilirisasi hasil-hasil riset dan inovasi dalam negeri.

“Hasil riset yang dihasilkan di lembaga-lembaga riset dan universitas harus tersambung dengan dunia industri sehingga bisa diproduksi secara massal dan segera dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat dan dunia usaha,” tegas Presiden.

Sehubungan dengan itu, Presiden meminta perbaikan besar-besaran dalam ekosistem hilirisasi hasil riset dan inovasi. Tidak boleh lagi ada hambatan birokrasi terhadap implementasi hasil-hasil riset dan inovasi anak bangsa.

“Begitu pula hambatan investasi dalam pengembangan industri produk-produk teknologi unggulan dalam negeri yang harus dipangkas, dibuka lebar, jangan justru dipersulit,” tuturnya.

Selain itu, sambung Jokowi, pengembangan industri produk unggulan sebagai hasil dari riset dan inovasi tersebut juga harus diarahkan agar terintegrasi dengan rantai pasok nasional maupun global.

Makanya, diperlukan strategi bisnis dalam industri nasional yang mampu menghubungkan mulai dari industri hulu sampai industri hilirnya.

“Misalnya tujuh jenis katalis yang saat ini dikembangkan ITB bersama Pertamina harus disambung dengan industri hilirnya seperti oleochemical, industri pupuk, mau pun industri pengolahan bahan bakar nabati. Semua harus disambungkan dengan industri hilirnya sehingga produk industri itu menjadi kompetitif,” tandasnya.(rid)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs