Jumat, 22 November 2024

Polisi Kembali Temukan 3 Gangster Remaja Baru di Surabaya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Polisi mengamankan 17 anak yang tergabung dalam geng, di Taman Mundu, Surabaya, Minggu (13/10/2019) dini hari. Foto: Istimewa

Terkuaknya gangster remaja Jawara dan All Star sempat membuat heboh masyarakat Surabaya pada 13 Oktober 2019 lalu. Baru beberapa bulan diamankan, polisi kembali menemukan tiga geng remaja baru di Kota Surabaya.

AKBP Sudamiran Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya mengatakan, ketiga gangster tersebut diantaranya Gerombolan Wong Meneng (GWM), Barisan Anak Brutal (BAB) dan Barisan Remaja Tampan (BRT). Menurutnya, ketiga gengster tersebut saat ini sedang dalam pantauan polisi.

“Ketiga geng ini ada sedikit mis (miskom) di medsos, kemudian saling olok. Langkah-langkah Polrestabes untuk pencegahan (adanya kerusuhan), karena mayoritas anak-anak. Bahkan ada yang masih kelas 6 SD,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (6/2/2020).

Untuk mencegah terjadinya kerusuhan atau tindakan kriminal, Tim Cyber Satreskrim Polrestabes Surabaya melakukan antisipasi preventif dengan melakukan patroli siber. Jika nanti ditemukan para geng tersebut akan melakukan pertemuan yang mencurigakan, maka polisi akan melakukan tindakan dengan pembubaran.

Namun hingga saat ini, pihaknya belum menemukan kegiatan ketiga geng tersebut yang terpaut hukum pidana. Polisi hanya menemukan barang bukti senjata tajam yang masih ditelusuri lebih lanjut kepemilikannya.

“Kemarin di Sukolilo ditemukan (gangster), masih anak-anak semua. Akhirnya dipanggil orang tua dan pemerintah kota untuk melakukan pembinaan. Karena tindakan pidana belum ditemukan. Ada beberapa alat bukti senjata tajam, tapi kepemilikan masih pendalaman,” papar AKPB Sudamiran.

Ia melanjutkan, mayoritas keterlibatan anggota geng ini adalah faktor ‘ikut-ikutan teman’. Dalam kegiatannya, isi percapakan dalam geng ini berisi pesan-pesan provokatif untuk menumbuhkan musuh bersama sekaligus merekatkan sesama anggota geng.

Meski begitu, ia optimis bahwa keberadaan geng-geng remaja ini dapat diatasi dengan kerjasama Pemkot Surabaya, polisi dan masyarakat. Seperti halnya geng All Star yang setelah dikuak polisi tahun lalu yang saat ini ditinggalkan anggota.

“Seperti fenomena geng Jawara dan All Star, yang setelah didamaikan Bu Risma (Tri Rismaharini), Pak Kapolrestabes dan unsur Reskrim, Alhamdulillah geng All Star yang begitu besar langsung redup,” tambahnya.

Untuk itu, ia mengimbau kepada para orang tua untuk selalu memantau pergaulan anak, terutama kegiatan anak di media siber. Selain itu, orang tua juga diminta untuk lebih memperhatikan kegiatan anak-anak mereka agar tidak terjerumus pada kegiatan-kegiatan yang merugikan.

“Ini karena mayoritas orang tua tidak tahu perkembangan teknologi yang cepat ini. Anak SD-SMP udah pegang HP semua dan orang tua kadang-kadang gaptek (gagap teknologi) tidak bisa memonitor,” imbuhnya.(tin/ipg)

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs