Polda Jatim menangkap sindikat curanmor yang beroperasi di beberapa daerah Jawa Timur. Irjen Pol Luki Hermawan Kapolda Jatim mengatakan, dari penangkapan ini, sebanyak 22 kendaraan roda dua dan 20 kendaraan roda empat berhasil diamankan.
“Ada lima wilayah (operasi curanmor, red), Surabaya, Banyuwangi, Pasuruan, Lamongan, dan Mojokerto. Ada beberapa kendaraan yang diungkap. 22 sepeda motor, dan 20 roda empat. Dalam waktu 1 bulan ini, dari Januari (hingga Februari 2020, red). Dari satgas yang dibentuk reskrimum,” ujar Kapolda saat menggelar konferensi pers pada Rabu (5/2/2020).
Penangkapan ini cukup lengkap, sebab dari tujuh pelaku yang diamankan, mereka memiliki peran masing-masing mulai dari pencuri kendaraan, penadah, hingga pembuat surat-surat palsu.
Sindikat ini bekerja secara bergilir. Roma pelaku yang bertugas mencuri motor bercerita, biasanya dia mencari rumah dan lingkungan yang sedang sepi untuk mengambil motor milik korban.
“(Saya, red) Masuk ke dalam rumah, kalau sepi. Saya congkel jendela, saya lihat ada kontak motor, saya buka pintu, saya hidupin, saya keluarin. Lupa pak (jumlahnya motor yang dicuri, red) Langsung (motor, red) saya bawa ke Jember, saya oper ke temen saya,” jelasnya.
Dari motor yang dicuri roma, komplotannya di Jember lalu menawarkan barang tersebut dengan harga murah. Salah seorang pelaku mengaku menjual motor curian dengan harga murah, sekitar Rp2 juta. Tak hanya dijual dalam kondisi bodong, masih ada anggota sindikat yang bertugas membuat surat-surat kelengkapan lain yang dijual hanya dengan harga Rp200 ribu per kelengkapan.
Kombes Pol Pitra Ratulangie Dirreskrimum Polda Jatim mengatakan, dari hasil ungkap kasus ini, pihaknya mengaku masih akan mengembangkan kasus ini. Sebab, angka kasus curanmor di Jawa Timur masih cukup tinggi. (bas/iss/ipg)
NOW ON AIR SSFM 100
