Jumat, 22 November 2024

Polda Jatim Selidiki Dugaan Senpi Lumajang Dijual ke KKB Papua

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Kombes Pol Gidion Arif Setyawan Dirreskrimsus Polda Jatim. Foto: Anggi suarasurabaya.net

Polda Papua mendapatkan informasi adanya penyelundupan senjata rakitan dari daerah Lumajang, yang masuk ke wilayah Papua. Ini terkait maraknya teror penembakan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) terhadap prajurit TNI dan Polri akhir-akhir ini.

Menanggapi hal itu, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan Dirreskrimsus Polda Jatim mengatakan pihaknya sudah berkoordinasi dengan 18 Polda di Indonesia. Ini untuk menindaklanjuti informasi tersebut.

“Kita sudah mengirimkan surat kepada kurang lebih 18 Polda dan sudah komunikasi langsung dengan Polda setempat untuk menganalisa data yang dijual ke sana,” kata Gidion, Senin (13/1/2020).

Gidion menyebutkan, penyelundupan senjata api itu perlu diwaspadai. Karena berpotensi digunakan untuk KKB melakukan serangan di wilayah Papua.

“Kekhawatirannya untuk KKB atau kelompok-kelompok yang tidak bertanggung jawab. Terutama yang kalibernya tinggi. Kalau yang 4,5 mungkin masih. Kalau yang 6,5 ke atas 9 itu yang perlu pengawasan khusus. Beberapa Polda juga sudah menyampaikan komunikasinya untuk menindaklanjuti,” ungkapnya.

Sekedar diketahui, pada awal Desember 2019 Polda Jatim pernah menggerebek gudang perakitan dan penjualan senjata ilegal jenis air gun dan airsoft gun di Kabupaten Lumajang. Senjata ilegal itu dijual ke sejumlah daerah konflik oleh tersangka.

Sementara itu, Irjen Polisi Paulus Waterpauw Kapolda Papua mengatakan selain Lumajang, penyelundupan senpi itu diduga juga ada yang berasal dari luar negeri. Untuk itu, dia meminta dukungan dan bantuan masyarakat setempat untuk memberitahukan kepada pihak berwajib.

Apabila, kata dia, mengetahui informasi adanya transaksi senpi dan amunisi agar aparat bisa mencegah hal itu sekaligus dapat mengetahui jaringan sindikasinya serta menyeret para pelaku yang terlibat ke dalam proses hukum.

“Memang ada info-info bahwa bukan hanya dari dalam negeri, ada juga dari luar negeri. Ada indikasi dari perbatasan itu juga masuk. Lalu dari Filipina juga masuk melalui Maluku Utara, kemudian ke Sorong Papua Barat lalu masuk ke Papua. Banyak jalan yang mereka gunakan. Itu yang sedang kami lacak,” kata Paulus.

Menurutnya, kasus penyelundupan senpi dan amunisi kepada KKB di Papua menjadi pekerjaan besar dan berat yang harus ditangani serius dengan melibatkan semua pihak terkait.

Sebab dengan memiliki senjata api dan amunisi yang memadai, KKB tidak saja terus melakukan teror penembakan untuk melawan petugas, tapi juga menikmati segala fasilitas dan kemewahan.

“Dengan memegang senjata, mereka juga ingin makan enak, ingin perempuan, ingin hidup mewah dan memiliki uang banyak. Mereka juga menekan aparat pemerintah seperti kepala-kepala desa untuk menyetor dana. Makanya kita semua perlu duduk bersama untuk melakukan evaluasi sekaligus memikirkan cara terbaik dalam menyikapi kasus ini ke depan,” kata jenderal polisi bintang dua itu, seperti dilansir Antara.

Menyinggung tentang kekuatan personel KKB Nduga pimpinan Egianus Kogoya yang selama ini terus melakukan teror penembakan terhadap petugas, Kapolda mengatakan jumlah mereka tidak seberapa besar.

“Jumlah mereka tidak banyak, makanya kita menyebut mereka sebagai kelompok yang melakukan perbuatan kriminal dan mereka bersenjata,” katanya.

Meski jumlahnya tidak besar, KKB Nduga diketahui selalu memanfaatkan warga sipil terutama ibu-ibu, anak-anak dan kaum perempuan sebagai tameng ketika aparat melakukan pengejaran dan tindakan penegakan hukum terhadap kelompok tersebut.

“Itu kebiasaan mereka, mereka paksa ibu-ibu, anak-anak dan kaum perempuan untuk ikut dengan mereka untuk dijadikan tameng. Kondisi itulah yang kadang-kadang membuat kami sulit melakukan upaya hukum yang tegas kepada mereka,” jelas Kapolda. (ang/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs