Sabtu, 23 November 2024

Pertama di Indonesia, Bandara Banyuwangi Pakai Teknologi Facial Recognition

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Bandara Internasional Banyuwangi. Foto: wikipedia

Bandara Internasional Banyuwangi terpilih menjadi proyek percontohan untuk menerapkan teknologi canggih facial recognition saat proses check in dan boarding penumpang mulai pertengahan Maret 2020 mendatang.

Penggunakan teknologi facial recognition ini menjadi yang pertama di Indonesia, yang bertujuan mengefisienkan waktu antrean penumpang menjadi lebih cepat.

PT Angkasa Pura II (Persero) memperluas implementasi digitalisasi di bandara dengan tren global terkini, di mana penumpang pesawat atau wisatawan lebih memilih memproses keberangkatan secara mandiri melalui self check in, mobile apps, self baggage drop dan lain sebagainya.

Terpilihnya Bandara Banyuwangi sebagai bandara pertama yang menggunakan teknologi pengenalan wajah ini karena bandara tersebut memiliki perpaduan konsep Eco-green dan Smart Airport. Sehingga, teknologi ini akan memberikan customer experience dan menciptakan hassle free atau bebas ribet di bandara.

“Proses check in ini semakin cepat. Bisa mandiri dengan self check in, jadi tidak crowded di area . Setelah dicocokkan dengan nomor booking, wajah di capture, keluar boarding pass secara otomatis. Begitu juga di ruang boarding lounge, dicocokkan dengan identitas, wajah, lalu pintu gate akan terbuka,” kata Heru Karyadi Executive General Manager Bandara Blimbingsari Banyuwangi kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (23/2/2020).

Ia mengatakan, dengan menggunakan teknologi self check in ini, penumpang dapat menghemat waktu 7 menit karena proses check in dengan facial recognition hanya memakan waktu 5-8 detik.

Heru menjelaskan saat ini Bandara Internasional Banyuwangi menyediakan dua alternatif untuk memproses check in.

Alternatif Pertama adalah melalui check in counter di mana penumpang yang ingin memasukkan barang bawaan ke bagasi pesawat harus memilih opsi ini. Barang bawaan tersebut juga diregistrasi secara mandiri oleh penumpang untuk kemudian dimasukkan ke baggage handling system.

Sementara itu Alternatif Kedua adalah menggunakan mesin self check in yang bisa dipilih bagi penumpang pesawat dengan barang bawaan cukup di kabin pesawat.

Di kedua alternatif tersebut, yaitu pada saat memproses di check in counter dan self check in, setiap penumpang merekam wajah mereka menggunakan alat biometric facial recognition yang tersedia.

Setelah seluruh proses check in selesai, penumpang pesawat lalu menuju boarding lounge untuk menunggu keberangkatan.

Hanya saja, proses ini masih berlaku untuk penumpang yang menggunakan maskapai Garuda dan Citilink. Sedangkan maskapai lainnya masih dalam proses kerjasama.

“Saat ini yang pakai facial recognition baru Garuda dan Citilink, karena memang harus ada perjanjian dengan kantor pusat karena harus memperhatikan data dan sebagainya. Tapi kita harapkan untuk seluruh penerbangan di Banyuwangi, semua passanger bisa menggunakan teknologi ini,” kata Heru.

Pengembangan runway baru saja usai dilakukan dari sebelumnya berdimensi 2.250 x 30 meter menjadi sekarang 2.500 x 45 meter supaya bandara bisa mengakomodir lebih banyak lagi jenis pesawat untuk beroperasi di Banyuwangi.

Sementara itu, apron diperluas untuk menyediakan hingga 9 parking stand pesawat dari sebelumnya 3 parking stand.

Saat ini maskapai yang beroperasi melayani penerbangan dari dan ke Banyuwangi adalah Garuda Indonesia, Citilink, Wings Air dan Batik Air. Dalam waktu dekat rencananya Lion Air akan membuka penerbangan dari Jakarta – Banyuwangi dan sebaliknya.(tin)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs