Perempuan memiliki risiko terserang penyakit kanker lebih tinggi dari laki-laki. Setya Budiono Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jatim mengatakan, berdasarkan hasil survei lima tahunan yang digelar di Jatim pada 2018 lalu, ada 3,5 penderita per seribu penduduk. Sedangkan, untuk laki-laki hanya ada 0,8 penderita per seribu penduduk.
“Yang terbanyak, yang menarik dari hasil survei ini, pada perempuan, penderita kanker perempuan lebih banyak dari laki-laki, paling banyak kanker serviks dan payudara. 2018 angkanya 3,5 (penderita) per seribu penduduk. Pada laki-laki 0,8 (penderita). Perempuan punya risiko kanker lebih tinggi,” ujar Setya di Kantor Dinas Kesehatan Jatim pada Selasa (4/2/2020).
Untuk mengatasi persoalan ini, hal terpenting yang perlu dipahami perempuan adalah secara rutin melakukan deteksi kanker sedini mungkin. Ini terutama pada beberapa penyakit kanker seperti kanker payudara dan kanker serviks.
“Untuk perempuan bisa melakukan mandiri, bisa melalui pemeriksaan payudara sendiri, tapi perlu dilakukan langkah lanjutannya pemeriksaan payudara klinis. Perlu dilakukan rutin oleh perempuan. Deteksi dini kanker Serviks, bisa dilakukan melalui inspeksi visual melalui asam asetat. Jangan merasa risih atau sungkan pada organ kewanitaannya. Kalau risih, ada masalah akan berbahaya,” katanya.
Ia kembali menegaskan, meski secara statistik perempuan memang lebih rawan terkena kanker, pada dasarnya siapapun juga memiliki risiko terkena kanker. Penyebab kanker pun multifaktor, mulai dari lingkungan, perilaku, dan genetika.
“Yang penting menemukan sedini mungkin, pengobatan bisa lebih tinggi angka keberhasilannya. Kalau stadium tinggi, pengobatannya lebih sulit dan keberhasilannya lebih rendah,” kata Setya.
Ditanya upaya Dinkes Jatim untuk menekan angka penderita kanker di Jawa Timur, Setya mengatakan, beberapa hal sudah dilakukan. Salah satunya, menyiapkan seluruh puskesmas di Jatim untuk mampu mendeteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara. Selain itu, para tenaga medis di puskesmas Jatim juga dilatih untuk melakukan pengobatan awal sebelum dirujuk ke Rumah Sakit.
Selain itu, kerjasama pemerintah dengan masyarakat yang peduli kanker juga terus ditingkatkan. Salah satunya dengan Yayasan Kanker dan Yayasan Kanker Anak. Instansi pendidikan juga diajak untuk memberikan edukasi agar Jawa Timur lebih tangguh pada upaya pencegahan kanker.
Sekadar diketahui, pada 4 Februari ini diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day) untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker dan mendorong pencegahan, deteksi, dan pengobatan kanker. Hari Kanker Sedunia dibentuk oleh Union for International Cancer Control (UICC) untuk mendukung Deklarasi Kanker Dunia, yang dibuat pada tahun 2008.(bas/ipg)