Warga Inggris dan turis dari mancanegara yang berkunjung ke Royal Botanic Garden atau dikenal dengan Kew Garden, kagum dengan berbagai jenis anggrek asal Indonesia dan mereka pun rela antre untuk masuk ke dalam Princess of Wales Conservatory yang ada di dalam taman seluas 132 hektar.
Ada Festival Anggrek Indonesia pertama kalinya di kebun raya itu, di sebelah barat kota London, selama satu bulan dari tanggal 8 Februari hingga 8 Maret mendatang.
“It’s beautiful, indah sekali bunga anggreknya, itu ada yang berwarna biru,” ujar seorang pengunjung saat menyaksikan bunga anggrek berwarna biru asal Indonesia, seperti dilaporkan Antara, Sabtu (8/2/2020).
Berbagai jenis bunga anggrek Indonesia dikagumi di Kew Garden, salah satu obyek wisata yang menarik, bukan hanya oleh warga Inggris dan wisatawan internasional juga diaspora Indonesia di Inggris.
“Saya sangat kagum dengan keindahan berbagai jenis anggrek Indonesia,” ujar Euis Walter, isteri Clive Walter, mantan wali kota Castle Point Borough Council, Essex yang berkunjung di hari pertama Festival Anggrek Indonesia bersama rekannya Utami Fieldsand dari Colchester.
Euis kagum dengan keindahan anggrek Indonesia walaupun sedikit merasa kecewa karena ia tidak menemukan anggrek hitam dari Papua dan Kalimantan.
Sementara itu warga Indonesia yang menetap di kota London, Chichi Ganiterkesan bangga dengan segala macam anggrek Indonesia yang terkenal dengan tumbuh-tumbuhan dan tanaman yang indah. “Semoga pengunjung di Inggris Raya terinspirasi dan termotivasi menanam dan mengembangkan anggrek Indonesia di mana tanaman anggrek cukup mahal di toko-toko bunga di Inggris Raya.
Chichi Gani pun berharap Pemerintah Indonesia dapat mendukung pengembangan tanaman anggrek di tanah air karena nilai dari tanaman sangat tinggi dan digemari kaum wanita di Inggris Raya, “Saya bangga sebagai bangsa Indonesia yang kaya akan hasil buminya,” ujar ibu sepasang putra putri yang besar di London.
Kew Garden yang berhasil menarik lebih dari 2,3 juta kunjungan setiap tahun di mana ibu Negara Ani Yudhoyono (almarhum) menanam pohon sebagai persahabatan saat mengikuti kunjungan kenegaraan Presiden SBY ke London Inggris tahun 2012.
Scott Taylor Manajer Konservatori Kew Garden, mengatakan Indonesia memiliki beragam budaya dan masyarakat di ribuan pulau, menjadikannya tema unik untuk Festival Anggrek tahun ini.
Gedung Princess of Wales Conservatory berhasil mentransfortasikan dengan penampilan anggrek yang menakjubkan memamerkan keanekaragaman hayati dan Royal Botanic Gardens, akan membantu dan melindungi, serta melestarikan dan dapat belajar tanamannya.
UNESCO menetapkan Kew Gardens, adalah Situs Warisan Dunia UNESCO pada Juli 2003 dan merayakan ulang tahun ke-260 pada 2019, pertama kali mengelar Festival Anggrek bertema Indonesia menginspirasi Kew Gardens karena keanekaragaman hayati dan tumbuhan yang dimiliki negeri dengan lebih dari 17.504 pulau, termasuk Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Papua, dan Bali. Indonesia.
Lanskap Indonesia dengan beragam flora dan fauna, dari hutan hujan tropis hingga gunung berapi yang spektakuler terasa saat memasuki Princess of Wales Conservatory. Pengunjung pun menikmati pemandangan dan alunan musik Indonesia.
Festival Anggrek di Kew Gardens menjadi perjalanan mendalam melalui berbagai zona rumah kaca, di mana pengunjung menemukan pajangan anggrek yang sangat indah dan aspek satwa liar dan budaya Indonesia diwakili replika binatang Komodo.
Saat menjelajahi festival, pengunjung menjumpai hewan-hewan tiruan yang dihiasi dengan ratusan bunga tropis, dalam perayaan keanekaragaman fauna Indonesia yang kaya. Orangutan oranye, harimau berjongkok dan badak serta Komodo dengan hiasan payung Bali disertai alunan musik gamelan.
Selain itu di Restauran dan cafe yang ada di Royal Botanical Garden juga mempromosikan kuliner Indonesia dengan supervisi penulis dan koki terkenal Petty Elliott, yang akan melakukan demo memasak, memperkenalkan makanan dan budaya warisan budaya Indonesia kepada pengunjung.
Selain menampilkan berbagai jenis anggrek selama festival anggrek tahunan yang ke-25 di Royal Botanic Gardens, selama sebulan digelar kesenian dan budaya Indonesia seperti pertunjukan gamelan Jawa, musik tarawangsa (alat musik kecapi Sunda) degung, wayang serta gamelan Bali.
Petugas yang ada di depan pintu masuk gedung Princess of Wales Conservatory mengatakan kapasitas gedung sekitar 700 orang dan diperkirakan pengunjung pada hari pertama yang menyaksikan Festival Anggrek Indonesia yang dibagi dalam beberapa jadwal kunjungan mencapai ribuan orang. (ant/iss)