Jumat, 22 November 2024

Mahasiswa Unesa di Natuna Baik-Baik Saja

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Kondisi WNI di Natuna yang sedang menjalani observasi setelah pulang dari Wuhan, Hubei, Cina, pada hari ketiga observasi Rabu (4/2/2020). Foto: Kementerian Kesehatan RI

Prof. Dr. Nurhasan Rektor Universitas Negeri Surabaya mengatakan, hasil komunikasi sampai hari ini dengan sembilan mahasiswa Universitas Negeri Surabaya yang masih menjalani karantina di Natuna, mereka dalam kondisi baik-baik saja. Sangat sehat dan terus beraktivitas dengan baik.

“Pagi tadi habis WA (WhatsApp)-an sama mereka. Kemarin juga. Hampir setiap hari: pagi, siang, sore, untuk mengkoordinasikan kesehatan mereka. Mereka sehat sekali, tidak ada masalah, dan beraktivitas dengan baik. Karena di sana sudah ada yang menjadwal, oahraga dan aktivitas lainnya,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Minggu (9/2/2020).

Sembilan mahasiswa Unesa yang sedang berada di Natuna adalah mereka yang menempuh pertukaran pelajar di Central China Normal University (CCNU), Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Satu di antara mereka adalah mahasiswa pascasarjana yang sedang menempuh S2 di universitas yang sama.

Mereka turut pulang ke Indonesia bersama 238 WNI yang dievakuasi dari Kota Wuhan, yang merupakan titik awal penyebaran Virus Korona (coronavirus/2019-nCov), yang saat ini masih menjadi kekhawatiran dunia. Ini adalah hari ke-8 mereka menjalani masa observasi mengikuti standar penanganan karantina Virus Korona dari WHO.

“Ya, tampaknya mereka sedang berharap tidak ada persoalan seminggu ke depan. Sehingga mereka bisa kembali ke rumah masing-masing. Baik yang di Surabaya maupun di Lamongan. Kami siapkan formulasi, agar ketika mereka pulang, tetap dalam pengawasan, dan proses pembelajarannya bisa berjalan dengan baik,” katanya.

Nurhasan mengakui, secara psikologis, mahasiswanya pasti was-was. Menurutnya itu manusiawi. Unesa sudah menyiapkan tim psikolog yang mendampingi mereka selama menjalani masa karantina di Natuna. Hasil komunikasinya dengan mereka, para mahasiswa itu cenderung sadar tentang pentingnya proses karantina di Natuna itu.

“Saya kira was-was itu manusiawi. Mereka cenderung sudah sadar. Isolasi ini dalam rangka menjaga tidak ada persoalan ketika mereka dipulangkan,” katanya. “Dan tidak hanya di sana, kami juga menyiapkan teman-teman psikologi ketika mereka pulang. Karena trauma healing itu perlu, juga untuk keluarganya. Karena keluarganya juga stres.”

Unesa, sejak merebaknya wabah virus korona di Wuhan, sudah melakukan pendampingan dan komunikasi secara intensif baik dengan mahasiswa dan keluarganya di Indonesia. Nurhasan mengatakan, grup WA baik dengan mahasiswa dan orangtua mahasiswa selalu aktif untuk mengabarkan keadaan mereka terkini.

“Setiap hari kami juga komunikasi dengan orangtua mahasiswa. Bahkan, mereka sudah menyiapkan syukuran segala kalau pulang. Saat ini kami sedang menyiapkan formulasi kepulangan mereka. Menyiapkan tim psikologi, pendamping perkuliahan mereka, dan dan tim kesehatan. Kami akan komunikasikan dengan Bu Gubernur,” ujarnya.

Nurhasan mengatakan, komunikasinya dengan Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur selama merebaknya kasus korona di Wuhan juga cukup intens. Menurutnya, gubernur sangat perhatian dan selalu meminta kabar terbaru mahasiswa Unesa itu.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs