Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan rapat dengan Khofifah Indar Parawansa dan Emil Elestianto Dardak, Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim, di Ruang VIP Terminal 2 Bandara Juanda Surabaya, Selasa (21/1/2020). Mereka membahas transportasi di Jawa Timur.
Menhub mengatakan, pertemuan ini adalah bentuk respons atas lawatan Gubernur Jatim ke Kantor Kemenko Maritim dan Investasi, beberapa waktu lalu, untuk pembahasan yang sama. Terutama soal proyek di Perpres 80/2019 tentang Percepatan Pembangunan Ekonomi Jatim.
“Ada beberapa yang kami putuskan tadi. Satu, berkaitan dengan kereta, kami akan pelajari apa yang menjadi studi konsultan dari Jerman. Lalu kami akan tetapkan bersama satu pilot project di ruas tertentu,” ujar Budi usai pertemuan.
Soal lokasi yang akan dijadikan pilot project transportasi kereta di Jawa Timur, Menhub mengatakan, itu juga akan dibahas bersama kemudian hari. Demikian juga jenis kereta yang akan diterapkan di Gerbangkertosusila.
“Moda transportasi tetap kereta, bisa ART (Autonomous Railrapid Transit), Trolleybus (Bus Troli/Bus Listrik). Seperti apa, kami akan diskusikan. Saya kira kereta ini maju sekali, dan banyak contoh-contoh di Eropa,” ujarnya.
ART adalah transportasi darat serupa kereta api tapi tanpa rel. Demikian halnya Bus Troli. Keduanya, kata Menhub, banyak diterapkan di kota-kota besar di Eropa karena efisiensinya. Moda ini bisa melintas tanpa rel di jalan raya layaknya bus tapi berkapasitas seperti kereta api.
Menurutnya, Surabaya sebagai kota kedua terbesar setelah Jakarta, sekaligus sebagai Ibukota Provinsi Jawa Timur, tentunya harus mempersiapkan transportasi memadai yang berbentuk kereta seperti itu.
“Sejak awal saya langsung mengusulkan ini KPBU. Supaya kita tidak terlalu berat (dalam hal pembiayaan),” ujarnya.
Dia berharap, Gubernur atau Wakil Gubernur kembali datang ke Jakarta membahas tentang transportasi di Jatim ini. “Sekaligus kami usulkan antar-Pemda di Jawa Timur membuat perusahaan bersama-sama mengelola perkeretaapian di Gerbangkertosusila,” katanya. (den/bas/ipg)