Minggu, 24 November 2024

Jumlah Penderita Kanker di Jawa Timur Terus Naik Sejak 2013

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Setya Budiono Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jatim. Foto: Humas Dinas Kesehatan Jatim

Setya Budiono Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jatim mengatakan bahwa jumlah enderita kanker di Jawa Timur terus naik sejak lima tahun lalu.

Berdasarkan data riset tiap lima tahun sekali, survei 2018 menyatakan ada 2,2 penderita kanker per seribu penduduk Jatim. Kasus ini meningkat dari tahun 2013 yang hanya 1,6 penderita per seribu penduduk.

“Kalau dikonversikan dengan penduduk Jatim, maka 2018 diperkirakan setiap tahunnya ada 85.800 penderita kanker di Jatim. 2019 juga sekitar itu. Kalau dibanding 2013 dengan metode survei yang sama didapatkan angka 60.800,” ujar Setya pada Selasa (4/2/2020).

Ia mengaku, sinergi pengelolaan data penderita kanker di Jatim kurang baik. Sehingga, selama ini, data yang digunakan masih bertumpu pada hasil-hasil survei. Per 2019 misalnya, jika melihat laporan dari kota/kabupaten, jumlahnya jauh lebih kecil, tidak sampai 20 ribu penderita.

Dari data survei di dua periode ini, Setya mengatakan, penduduk di daerah perkotaan lebih banyak menderita kanker daripada di pedesaan.

“2013 di pedesaan 1,1 per mil (per seribu penduduk) , jadi 1,7 (2018 menjadi 1,7 per seribu penduduk). Naik 0,6. Kalau di kota, ini (2013) 1,7 menjadi (2018) 2,6. Naik 0,9. Penduduk perkotaan punya potensi kanker lebih tinggi,” jelasnya.

Ia mengatakan, kanker merupakan penyakit yang sebabnya multifaktorial, mulai dari gen, lingkungan, dan perilaku. Dari penyebab itu, yang paling dominan adalah lingkungan dan perilaku.

“Konsumsi makanan. Kalau kita sering terpapar zat karsinogenik. Misal, asap rokok. Selain itu, ada juga infeksi virus tertentu. Penyebab kanker, virus HPV. Menjadi salah satu penyebab kanker leher rahim. Ini jadi risiko. Tapi sudah ada imunisasinya. Riset terakhir, tidak hanya kanker serviks, tapi juga kanker lain. Ini menjadi salah satu faktor yang perlu diketahui,” kata Setya.

Ia menegaskan, yang terpenting adalah menemukan sedini mungkin penyakit kanker ini. Sebab, pengobatan dan angka keberhasilan akan makin tinggi jika penyakit ini ditemukan sedini mungkin.

“Kalau stadium tinggi, pengobatannya lebih sulit dan keberhasilannya lebih rendah,” katanya.

Sekadar diketahui, pada 4 Februari ini diperingati sebagai Hari Kanker Sedunia (World Cancer Day), untuk meningkatkan kesadaran terhadap kanker dan mendorong pencegahan, deteksi, dan pengobatan kanker. Hari Kanker Sedunia dibentuk oleh Union for International Cancer Control (UICC) untuk mendukung Deklarasi Kanker Dunia, yang dibuat pada tahun 2008.(bas/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Minggu, 24 November 2024
27o
Kurs