Sabtu, 23 November 2024

Hatinya Tidak Kuat, SBY Pilih Lewat Jalan Lain Saat Pulang ke Pacitan

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Susilo Bambang Yudhoyono Presiden ke-6 RI saat sambutan sebelum prosesi peletakan batu pertama Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Pacitan, Sabtu (22/2/2020). Foto : Istimewa

Susilo Bambang Yudhoyono Presiden ke-6 RI mengaku memilih jalan lain saat pulang ke Pacitan untuk melakukan peletakan batu pertama Museum dan Galeri Seni SBY-ANI, karena hatinya masih tidak kuat.

Dia memilih rute lain dari yang biasa dia lewati bersama Almarhumah Ani Yudhoyono istrinya. Dia sampaikan ini saat sambutan sebelum prosesi peletakan batu pertama, Sabtu (22/2/2020).

SBY menceritakan, dia mengajak Almarhumah istrinya ke Pacitan pertama kali pada Desember 1973 silam. Saat itu dia baru saja dilantik jadi perwira remaja TNI. Menurutnya, waktu itu, Ani Yudhoyono sudah jatuh cinta dengan Pacitan.

Kristiani Herrawati Yudhoyono, seorang perempuan kelahiran Daerah Istimewa Yogyakarta, keturunan dari seorang ayah kelahiran Purworejo dan ibunya yang kelahiran Magelang. Tapi kata SBY, Ibu Ani sangat mencintai Pacitan.

“Setelah itu, tidak terhitung berapa kali kami pulang ke Pacitan lewat jalan yang sama. Saya berbincang-bincang dengan Pak Boediono. Saya ceritakan, rute saya dengan Ibu Ani kalau pulang ke Pacitan dari Yogyakarta-Wonosari-Prajimantoro-Punung-kemudian pacitan,” ujarnya.

“Bahkan, ibaratnya, kami singgah di warung mana, mengisi bahan bakar di mana, belokannya di mana saja, relatif hafal. Itu sebabnya kali ini saya tidak lewat rute itu, karena hati saya masih belum kuat. Saya pilih lewat Solo-Sukoharjo-Wonogiri-Baturetno-baru sampai di Pacitan.”

SBY dalam sambutan itu tampak berkaca-kaca dan kata-katanya sering terpatah-patah setiap kali menyebut dan menyampaikan kembali kenangannya bersama istrinya. Terutama berkaitan rencana mereka membangun museum.

“Saya ingat sekali almarhumah waktu itu amat bersemangat membangun museum ini. Ada kata-kata beliau yang masih saya ingat betul, anak-anak dan cucu-cucu saya pasti juga masih ingat: Pepo, begitu beliau memanggil saya. ‘Pepo, nanti kalau saya sudah sembuh kita atur bersama museum itu. Kita bangun dulu rumah yang kecil di belakang, kemudian bersama-sama kita tata museum dan galeri seni itu.’ Tapi ternyata Allah SWT berkehendak lain,” kata SBY dengan suara bergetar.

Dengan dimulainya pembangunan Museum dan Galeri Seni SBY-ANI di Jalan Lingkar Selatan, Kelurahan Ploso, Kecamatan Ploso Pacitan, SBY akan memasukkan kisah tentang museum itu di dalam Memoar yang akan dia tulis.

“Saya akan menuliskan dalam memoar itu, bahwa museum dan galeri ini adalah tanda cinta saya dan keluarga yang begitu mendalam dan abadi kepada Almarhumah Ibu Ani Yudhoyono,” ujarnya.

Sebelum SBY menyampaikan sambutan, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur sempat mengajak hadirin membacakan Surah Al-Fatihah untuk Almarhumah Ani Yudhoyono. SBY menyatakan terima kasih kepada Khofifah.

Dia juga mengingat pernyataan Almarhumah Ani ketika Khofifah menjenguknya di rumah sakit.

“Ibu Khofifah mungkin masih ingat. Saat itu Ibu Ani bilang, ‘Wis Wayahe Bu Khofifah’. wis wayahe karena Bu Khofifah baru dilantik jadi Gubernur. Sekaligus mungkin pernyataan beliau saat itu, sudah waktunya menjemput takdir,” ujarnya.

Sejumlah menteri di era Kabinet Indonesia Bersatu ketika SBY masih duduk di tampuk kepemimpinan Indonesia hadir dalam acara groundbreaking Museum Kepresidenan dan Galeri Seni SBY-ANI itu. Termasuk Boediono Wakil Presiden ke-11 RI.

Museum dengan luas bangunan 7.500 meter persegi di atas lahan 1,5 hektare itu rencananya memiliki lebih dari 30 segmen bangunan dengan tema berbeda. Isinya tentang kisah dan karir SBY selama sebelum menjadi presiden sampai menjadi presiden, juga tentang kehidupan pribadinya bersama keluarga.(den/iss)

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs