Tidak hanya Nahdlatul Ulama (NU), Rakyat Indonesia kehilangan sosok ulama yang kritis terhadap nasib dan masa depan bangsa.
Demikian disampaikan Muchamad Nabil Haroen Ketua Umum Pencak Silat Nahdlatul Ulama (PSNU), menyikapi kabar duka wafatnya KH Salahudin Wahid, pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Salahudin Wahid yang akrab disapa Gus Sholah meninggal dunia pada Minggu (2/2/2020), pukul 20.55 WIB di RS Harapan Kita karena sakit jantung.
Dimata Muchamad Nabil Haroen yang akrab disapa Gus Nabil ini, Gus Solah satu diantara ulama aset bangsa yang luar biasa.
“Di NU, beliau dikenal sebagai sosok yang kritis dan selalu memberikan saran dan nasihat yang luar biasa. Tak hanya NU, rakyat Indonesia kehilangan ulama besar yang dikenal kritis ” kata Muchamad Nabil Haroen dalam keterangan tertulisnya, Senin (3/2/2020).
Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi PDI Perjuangan ini mengatakan semasa hidupnya Gus Sholah juga dikenalnya sebagai sosok sangat dihormati, termasuk oleh para petinggi NU.
“Kenangan terakhir bertemu beliau pada tanggal 29 Desember 2018. Saat itu, saya mendampingi Said Aqil Siraj Ketua Umum NU dan keluarga sowan ke beliau. Suasana sangat hangat dan penuh kekeluargaan,” ujar Gus Nabil.
Dia bersyukur masih sempat menatap wajah Gus Sholah untuk terakhir kalinya. Ketika mendengar berita duka tersebut, Gus Nabil langsung ke RS Harapan Kita.
“Alhamdullilah saya diberi kesempatan menatap wajah beliau untuk terakhir kalinya, sebelum dimandikan dikafani. Selamat jalan Gus Sholah. Rakyat Indonesia kehilanganmu,” pungkas Gus Nabil.(faz/tin/rst)