Jumat, 22 November 2024

Cuaca Ekstrim Berdampak Pelaksanaan Proyek Konstruksi, Ini Antisipasinya

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Yulis (kiri) saat menjelaskan tentang tips antisipasi pelaksanaan proyek konstruksi di cuaca ekstrim. Foto: Humas Universitas Narotama Surabaya.

Hujan deras dan angin kencang meninggalkan dampak besar pada proyek konstruksi yang sedang berlangsung, Dosen Universitas Narotama Surabaya bagikan tips antisipasi cuaca ekstrim pada pelaksanaan konstruksi.

Julistyana Tistogondo, pakar manajemen konstruksi Universitas Narotama (Unnar) Surabaya, Kamis (6/2/2020) berbagi tips antisipasi cuaca ekstrim terhadap pelaksanaan konstruksi.

Yulis sapaan Julistyana Tistogondo, menyampaikan bahwa proyek konstruksi merupakan proyek yang pengerjaannya cukup kompleks. Terdapat begitu banyak pekerjaan yang harus diselesaikan.

Dengan tingkat kesulitan tiap tahap pekerjaannya terbilang tinggi, melibatkan banyak sumber daya dan pihak terkait, resiko tinggi, serta aspek ketidakpastian yang tinggi pula.

“Pekerjaan konstruksi dilakukan di alam terbuka tentunya sangat dipengaruhi kondisi cuaca. Saat cuaca cerah, pekerjaan berjalan lancar dan sebaliknya saat cuaca buruk maka pekerjaan pun akan terhambat, tidak maksimal, dan tidak berjalan sesuai rencana,” terang Yulis.

Oleh karena itu, tambah Yulis biasanya untuk menjaga kualitas hasil pekerjaan tetap terjamin harus dilakukan perencanaan. Misalnya, protek dengan pengerjaan jangka panjang dan jangka pendek dimulai di akhir musim penghujan atau pada masa peralihan pada bulan April Mei.

Pekerjaan konstruksi yang dipengaruhi oleh cuaca, lanjut Yulis misalnya pengerjaan gedung dan pemasangan dinding yang harus dilakukan sebelum musim hujan tiba.

Karena musim hujan tidak hanya akan menghambat pengerjaan tapi juga menurunkan kualitas dinding yang sedang dibuat.

“Tentunya ada beberapa proyek konstruksi yang terpaksa harus dikerjakan saat musim sedang tidak baik, misalnya saja pada saat cuaca ekstrim seperti sejak Januari lalu. Pihak kontraktor tentu harus bekerja keras untuk menemukan solusi dalam mengatasi dan mengantisipasi dampak dari cuaca ekstrim untuk pengerjaan proyeknya,” terang Yulis lagi.

Ada beberapa cara, kata Yulis yang bisa dilakukan untuk mengantisipasi dampak cuaca buruk terhadap pengerjaan konstruksi.

Diantaranya, mempersiapkan tenda khusus untuk peralatan, material, dan pekerja; pemasangan terpal pada area-area kerja tertentu yang dikhawatirkan mudah rusak atau membahayakan pekerja jika terkena hujan atau angin; mempersiapkan mantel hujan untuk para pekerja; menyiapkan lampu pijar dan blower fan untuk membantu proses pengeringan bagian proyek yang harus selalu dalam keadaan kering; dan pemasangan penangkal petir demi melindungi para pekerja.

“Selain itu pihak kontraktor harus mebuat saluran drainase sementara yang dilengkapi dengan pompa air, kemudian juga melakukan penguatan jalan masuk menuju ke lokasi pengerjaan proyek supaya lalu lintas pekerja dan material tidak terhambat, jika perlu juga menambah lapisan kedap air pada area proyek tertentu,” papar Yulis.

Hal penting lainnya, lanjut Yulis adalah melakukan modifikasi pada pengerjaan, misalnya dengan mempercepat pemasangan atap pada proyek pembangunan gedung, dan yang terakhir adalam menggunakan bahan campuran untuk mempercepat proses pengerasan adukan beton.

Perencanaan K3 yang lebih kondusif juga harus dilakukan dalam melaksanakan proyek konstruksi pada saat cuaca ekstrim.

Perlu dilakukannya pekerjaan persiapan untuk penguatan dan perlindungan terhadap lokasi kerja, material, dan peralatan kerja yang digunakan agar tidak menimbulkan bahaya kecelakaan pada saat cuaca ekstrim.

“Dan perlu dilakukan pengecekan secara berkala setelah cuaca ekstrim terjadi sehingga dapat dilakukan perbaikan bila didapati adanya kerusakan,” kata Yulis menutup penjelasannya.(tok)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs