Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya memastikan, pembangunan sisi barat Middle East Ring Road (MERR/Jalan Lingkar Tengah Timur) IIC Gunung Anyar telah rampung. Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya akan meresmikan jalan yang menghubungkan Surabaya-Sidoarjo ini besok, Sabtu (15/2/2020).
Irvan Wahyudrajat Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya mengatakan, sebelum jalan itu diresmikan Dishub sudah memastikan bahwa semua utilitas kelengkapan jalan di wilayah Surabaya, saat ini sudah siap. Baik itu rambu marka jalan, Traffic Light (TL), maupun CCTV (Closed Circuit Television).
“Jadi di sisi Surabaya kami sudah menyiapkan semuanya, tinggal besok evaluasi ketika uji coba dan termasuk evaluasi sisi Jalan Ahmad Yani. Jadi, pengaruh (pengurangan arus kemacetan) untuk Jalan Ahmad Yani berapa persen,” kata Irvan dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net, Jumat (14/2/2020).
Menurutnya, ketika MERR IIC sisi timur dibuka, pengaruh volume kendaraan di Jalan Ahmad Yani berkurang 7 persen. Karena itu, dia yakin, jika Jalan MERR IIC sisi barat dibuka akan berpengaruh lebih besar terhadap volume kendaraan di Jalan Ahmad Yani. “Mungkin yang pembukaan sisi barat akan lebih besar pengaruhnya terhadap Jalan Ahmad Yani arah masuk kota (Surabaya),” katanya.
Irvan menjelaskan, pembangunan MERR IIC dilakukan memang untuk memecah kemacetan di Jalan Ahmad Yani yang selama ini menjadi arus utama menuju dan keluar Kota Surabaya. Dengan dibukanya MERR IIC sisi barat, Pemkot Surabaya berharap kendaraan yang biasanya melintasi Jalan Ahmad Yani beralih ke MERR.
“Jalan MERR IIC ini memang diproyeksi sebagai salah satu alternatif mendistribusi lalu lintas sebagian kendaraan yang biasa melintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya,” ujarnya.
Akan tetapi, kata Irvan, masih ada perbaikan jalan yang harus dikoordinasikan dengan Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN). Jalan itu berada di luar wilayah Surabaya, terlebih kondisinya juga cukup curam. “Jadi dari arah MERR (Surabaya) belum diperbolehkan belok kiri ke Jalan H. Anwar Hamzah, Sidoarjo, karena juga cukup curam dan berbahaya,” katanya.
Irvan memastikan, usai peresmian besok, Dishub Surabaya bakal mengevaluasi berkaitan kebutuhan rambu atau marka jalan. Ini tentu akan menyesuaikan dengan perilaku pengguna jalan. “Besok ketika uji coba tentu akan ada tambahan-tambahan rambu atau marka. Jadi ada evaluasi selama seminggu untuk before-after ujicoba operasional,” imbuhnya.
Total panjang MERR sekitar 10,8 kilometer, dengan lebar jalan mencapai 40 meter dan terbagi menjadi tiga segmen: MERR II A dari Jalan Kenjeran (Kalijudan) sampai perempatan Kampus C Universitas Airlangga (Unair) Surabaya. Kemudian, MERR II B mulai perempatan Kampus C Unair sampai perempatan Jalan Arif Rahman Hakim. Serta, MERR II C mulai perempatan Jalan Arif Rahman Hakim sampai Jembatan atau Tol Tambak Sumur.
Erna Purnawati Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan Surabaya mengatakan, untuk mendukung pembangunan jalan ini sejak 1997 Pemkot Surabaya melakukan proses pembebasan lahan. Setidaknya ada 551 persil yang dibebaskan di wilayah 9 kelurahan. “Kalau pembebasan plus fisiknya itu, kira-kira anggarannya Rp425 miliar,” kata Erna.
Bahkan, menurutnya, Pemkot Surabaya juga melakukan konsinyasi ganti rugi pembebasan lahan yang ada di wilayah Gunung Anyar. Pasalnya, wilayah itu dinilai cukup padat, yakni terdapat 284 persil. Namun, yang dikonsiyasi sebanyak 24 persil. “Ada 17 persil yang sudah selesai proses konsinyasi, jadi mereka sudah ambil uangnya di pengadilan. Sedangkan yang 7 persil, masih belum diambil (konsinyasi),” ujarnya.(din/den/ipg)