Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur sudah menuntaskan Sensus Penduduk 2020 secara dalam jaringan (daring/online). Data yang terkumpul sebanyak 6,8 juta masyarakat.
Masih tersisa kurang lebih 34,12 warga penduduk Jatim yang belum melakukan survei secara mandiri. BPS pun segera melakukan sensus dengan terjun ke masyarakat.
Dadang Hardiwan Kepala BPS Jatim menyatakan, sensus secara luar jaringan (luring/offline) ini dilakukan mulai Selasa (1/8/2020). BPS akan mengerahkan 32 ribu petugas lapangan.
Berbeda dengan sensus penduduk sebelumnya Sensus Penduduk kali ini memakai metode kombinasi. Dasar-dasarnya dari Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri.
“Sensus penduduk 2020 ini bisa menghasilkan dasar kependudukan yang strategis dan terkini untuk mewujudkan Perpres 39/2019 tentang Satu Data Indonesia,” ujarnya, Senin (31/8/2020).
Dadang menyampaikan itu dalam acara Kick Off Sensus Penduduk September 2020 yang digelar di Gedung Negara Grahadi. Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim hadir di acara itu.
Di masa pandemi ini, BPS Jatim, kata Dadang, sudah menyiapkan petugas dengan identitas diri dan tentu dengan alat pelindung diri (APD) sesuai protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Tidak hanya itu, BPS juga sudah melakukan rapid tes terhadap petugas yang akan melakukan pendataan secara langsung ke rumah masyarakat di Jawa Timur.
“Dalam melakukan pendataan nanti, petugas akan dibantu satuan lingkungan setempat seperti rukun tetangga (RT) maupun dusun,” katanya.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim bilang, verifikasi dan validasi penduduk oleh BPS Jatim harus cermat. Kesalahan mencatat akan menghilangkan hak seseorang.
“Betapa verifikasi dan validasi menjadi penting, karena salah catat bisa menghilangkan bantuan sosial (bansos) seseorang. Atau mereka yang inclusion error dan exclusion error,” kata Khofifah.
Menurutnya, inclusion dan exclusion error ini untuk mempermudah penyaluran bansos kepada masyarakat. Karena itu dia berharap pendataan tersebut bisa sesuai.
Khofifah menyebutkan, berdasarkan data BPS Jatim pada September jumlah penduduk di Jatim pada semester I tahun 2020 hampir mendekati 41 juta. Tepatnya, 40,9 juta.
“Jadi angka 40,9 juta yang sekarang ini masih tersisa untuk dilakukan sensus penduduk secara ofline masih 34,12 juta. Jadi yang kemarin itu 6 juta dari 40,9 juta,” katanya.(den/iss/ipg)