Sebanyak 261 peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Batch 1 di Pusat UTBK Unair meminta relokasi jadwal ke Batch 2.
Sebanyak 98 persen di antaranya karena diketahui reaktif dari hasil rapid test. Sisanya, 1 persen karena dinyatakan positif Covid-19 dari hasil PCR, dan 1 persen lainnya belum mendapat izin mengikuti UTBK di Surabaya dari Satgas Covid-19 di tempat asalnya.
Junaedi Khotib Ketua Pusat UTBK Unair mengatakan, data ini terkumpul dari permohonan relokasi peserta yang sudah masuk sejak tanggal 5 sampai 10 Juli lalu.
Nantinya, jika ingin mengikuti ujian di Batch 2, mereka harus mampu menunjukkan hasil non reaktif rapid test atau hasil negatif swab test.
“Setelah rapid test (dan dinyatakan) reaktif, mereka kan harus melanjutkan ke swab atau isolasi mandiri. Dengan isolasi mandiri, ketika mereka mengujikan swab atau rapid, diharapkan mereka sudah negatif atau nonreaktif. Tapi kan itu butuh waktu pengujian,” kata Junaedi.
Ia menambahkan, saat ini pihaknya akan menjadwalkan batas waktu pengumpulan hasil non reaktif rapid test atau hasil negatif swab test dari peserta yang meminta relokasi ke batch 2. Yang pasti, kata Junaedi, saat akan mengikuti test, yang bersangkutan harus mampu menunjukkan bukti tersebut.
“Untuk sementara ini, kita akan jadwalkan. Dengan LTMPT Pusat, pasti akan jadwalkan. Sementara nanti pada saat pelaksanaan, yang akan mereka tunjukkan (buktinya),” pungkasnya.
Sebagai informasi, UTBK batch dua akan digelar pada 20-29 Juli mendatang. Selain dua batch tersebut, LTMPT juga menyediakam batch cadangan pada 29 Juli-3 Agustus 2020 mengantisipasi hal-hal yang tidak diharapkan. (bas/iss)