Jumat, 22 November 2024

17 Peneliti Unair Terima Mandat Presiden untuk Mempercepat Penanganan Covid-19

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Prof. Nasih Rektor Unair bersama Wakil Rektor Universitas Airlangga beserta jajarannya, perwakilan Kemenristekbrin, Pimpinan Rumah Sakit Universitas Airlangga, beserta tim peneliti Unair menyaksikan langsung penyerahan SK penetapan peneliti. Foto: Humas Unair

Sebanyak 17 peneliti Universitas Airlangga (Unair) resmi menerima mandat riset dan inovasi Covid-19. Digelar secara daring, agenda penyerahan SK penetapan peneliti diterima secara simbolis oleh Prof. Nasih Rektor Unair dari Prof. Ali Ghufron Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 pada Kamis (4/5/2020) kemarin.

Penyerahan SK tersebut disaksikan langsung oleh Wakil Rektor Universitas Airlangga beserta jajarannya, perwakilan Kemenristekbrin, Pimpinan Rumah Sakit Universitas Airlangga, beserta tim peneliti Unair dan ITS.

Dalam paparannya, Prof Ali Ghufron memberi semangat dan ucapam terima kasihnya kepada para peneliti Indonesia yang telah bersatu padu menghasilkan riset dan inovasi baru dalam menghadapi dan menyelesaikan pandemi COVID-19. Beberapa riset dan inovasi itu, sambungnya, banyak dihasilkan dari para peneliti Unair dan ITS.

“Ada empat kategori kelompok riset dan inovasi untuk mempercepat penanganan COVID-19 yang akan diteliti oleh peneliti Unair dan ITS. Diantaranya meliputi pencegahan, skrining dan diagnosis, alat kesehatan dan pendukung, obat-obatan dan terapi serta sosial humaniora,” kata Prof. Ali Ghufron.

Prof Ali Ghufron berharap ada tiga nilai yang diharapkam lahir dari inovasi tersebut, teknologi tepat guna, nilai tambah, dan substitusi atau pengurangan impor.

Sementara itu, Prof. Nasih juga mengungkapkan rasa terima kasihnya telah dipercaya untuk melaksanakan kegiatan riset dan inovasi yang dikomandani langsung oleh Kementerian Riset dan Teknologi bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristekbrin).

Ia mengatakan, Unair berkomitmen berpartisipasi dalam penanganan COVID-19 dari hulu hingga hilir. Mulai dari penanganannya hingga penemuan vaksin. Sebab selama ini, rata-rata vaksin dihasilkan dari luar negeri.

“Kami berharap inovasi ini akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa dan menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya. Bagi kami tiada hari tanpa partisipasi,” ujar Prof. Nasih.

Disamping beberapa kegiatan yang dilaksanakan bersama konsorsium, Unair juga terlibat dengan mitra lainnya. Unair terus berupaya untuk menghasilkan vaksin khusus masyarakat Indownesia yang diuji coba pada virus lokal. Penelitian itu bekerjasama dengan peneliti luar negeri untuk menghasilkan vaksin tersebut.

Di sisi lain, Prof. Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengungkapkan rasa bangganya kepada para peneliti Unair yang telah diberikan kesempatan dan kepercayaan untuk mengabdi bersama-sama dalam meningkat kemandirian bangsa.

“Semoga ini menjadi langkah baik bagi riset indonesia dengan untuk membuktikan penelitiannya dalam waktu singkat. Artinya Indonesia mampu jika kita semua bersatu dan melakukan ini bersama-sama,” pungkasnya. (bas/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs