Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur mengatakan, dari 18.000 alat rapid test yang didatangkan ke Jatim ada 16.600 alat yang sudah terdistribusi ke sejumlah rumah sakit.
“Tadi malam dibagikan 9.580 ke rumah sakit rujukan. Sedangkan yang didistribusikan Dinas Kesehatan, totalnya 7.020,” ujar Khofifah dalam konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jumat (27/3/2020).
Dari 38 kabupaten/kota di Jawa Timur dan 73 rumah sakit rujukan COVID-19 di Jatim, baru ada beberapa yang menyelenggarakan rapid test secara massal. Sisanya, masih dalam persiapan.
“Hari ini ada 12 kabupaten/kota yang sudah melakukan rapid test,” ujar Khofifah. Sayangnya, dia tidak menyebutkan kabupaten/kota mana saja yang sudah melakukan rapid test.
Sementara, dr Joni Wahyuadi Ketua Satgas Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Jatim menjelaskan, sebagian besar kabupaten/kota dan RS rujukan di Jatim masih persiapan.
“Rapid test bukan standar diagnostik, tapi untuk screening. Terutama bagi orang yang pernah kontak dengan confirm positif (COVID-19). Walaupun hasil (rapid test) positif, tetap harus tes PCR,” ujarnya.
Sedangkan untuk pelaksanaan rapid test, dia menjelaskan, memang harus ada petugas kesehatan, perawat, dan analis di lokasi itu. Dan mereka harus memakai alat pelindung diri (APD).
“Ini bisa dikerjakan di Puskesmas, di laboratorium, di Dinas Kesehatan, dan InsyaAllah besok kami laporkan secara kuantitatif,” ujarnya dalam konferensi pers yang sama.
Perlu diketahui dari 18.000 rapid test yang datang ke Jatim kemarin, Kamis (26/3/2020), 8 ribu di antaranya dari Kementerian Kesehatan, 10 ribu lainnya dari Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia.(den/iss/ipg)