Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) di beberapa wilayah Jawa Timur hingga saat ini masih menjadi PR bagi Pemprov Jatim.
LSM Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Jatim mengatakan, harus ada tim investigasi independen untuk mengurai persoalan yang terjadi pada Karhutla di provinsi ini.
Wahyu Eka Setyawan Manajer Kampanye dan Pengorganisasian Walhi Jatim mengatakan, penyebab Karhutla di Jawa Timur berbeda-beda tiap wilayah.
“Perwilayah jelas berbeda konteksnya. Misal di Situbondo dekat taman nasional Baluran. Ada karena cuaca yang sangat panas, khususnya angin. Ada juga kesalahan manusia, misal membakar secara tidak sengaja. Ada beberapa sengaja (membakar, red) agar bisa ditanami komoditas baru,” ujar Wahyu Eka pada Selasa (15/10/2019).
Sedangkan, untuk konteks Karhutla di Arjuno-Welirang, ia mengaku belum bisa memastikan penyebabnya. Kemungkinan, kata Wahyu penyebabnya masih karena cuaca panas di masa transisi musim kemarau menuju musim penghujan.
“Karena adanya kekacauan iklim diakibatkan tingginya emisi. Ini berakibat pada naiknya suhu rata-rata, maka tata iklim menjadi kacau. Hal ini bisa berdampak pada wilayah kering, karena udara panas dan kering bisa mengakibatkan gesekan pada ilalang atau ranting sehingga terbakar,” jelasnya.
Selain faktor perubahan iklim, Karhutla juga diduga disebabkan oleh ulah manusia. Untuk penyebab ini, Wahyu Eka menegaskan, perlu ada investigasi lebih dalam dari tim independen. Menurutnya, tim independen diperlukan agar hasil temuan tidak menjadi tendensius.
“Nah makanya dibutuhkan tim investigasi independen. Karena bisa saja menyalahkan warga, pemburu liar, dan lain-lain. Seolah-olah menyalahkan dan menutupi problem sebenarnya,” tegasnya.
Sebelumnya, Emil Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mengatakan, Karhutla kini menjadi perhatian Pemprov Jatim. Ia mengaku, upaya pencegahan menjadi fokus utama agar tidak terjadi Karhutla lagi. Pemprov Jatim juga menyebut, jika 99 persen penyebab Karhutla adalah ulah manusia. (bas/dwi/rst)