Kasus penyakit demam berdarah sudah menjangkit di sebagian besar kabupaten/kota di Jawa Timur. Menurut data dari Dinas Kesehatan Jatim yang dikatakan oleh dr Setyo Budiono Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jatim, di Jatim ditemukan ada sekitar 2.488 kasus demam berdarah, dimana 42 diantaranya meninggal dunia sepanjang Januari 2019.
Untuk itu, Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya mengimbau seluruh warga Surabaya untuk mengantisipasi penyebaran penyakit demam berdarah. Apalagi menurutnya, di bulan Januari saja sudah ditemukan 3 kasus demam berdarah yang ada di Surabaya.
“Kemarin ada 3 kasus kalau tidak salah, ini sebetulnya perlu diwaspadai, tahun kemarin saja sepanjang 2018 hanya 12 kasus, nah ini Januari belum habis sudah 3 kasus. Artinya ini sudah warning untuk saya dan semua warga Surabaya,” jelasnya kepada Radio Suara Surabaya, Senin (28/1/2019).
Risma mengaku sudah memberikan imbauan berupa surat edaran kepada seluruh pengurus desa, instansi, perusahaan, kawasan perdagangan dan sekolah-sekolah untuk melakukan pencegahan dini. Ini dikarenakan mencegah menjadi langkah paling efektif daripada melakukan fogging.
Menurutnya, tindakan fogging tidak menjamin nyamuk akan mati. Jika ada nyamuk yang lolos dari fogging, maka nyamuk akan memiliki kekebalan lebih kuat dibanding sebelumnya.
Sehingga, lanjut Risma, warga Surabaya diimbau untuk lebih mengutamakan upaya pencegahan, salah satunya dengan tidak membiarkan adanya kantong-kantong air di sekitar rumah.
“Disitu (edaran imbauan Wali Kota, red) ada menguras, menutup, mengubur (sampah, red). Misalnya ada kaleng bekas yang tidak digunakan, lalu kita buang, jangan sampai ada sisa-sisa air didalamnya. Pokoknya jangan sampai ada kantong-kantong air, karena nyamuk suka disitu,” tegasnya.
Ia juga meminta agar warga Surabaya tidak meremahkan penyakit demam berdarah hanya karena mereka berada di lingkungan yang terlihat bersih dan tidak berpotensi adanya penyebaran nyamuk.
“Tolong sekali lagi, ini DB tidak mengenal kaya tidak mengenal miskin. Tidak bisa kita ‘oh kita tidak kena soalnya rumah kita bagus’, tidak bisa seperti itu. Kadang-kadang nyamuk ada di sela-sela tanaman, di minuman burung, ada di dispenser, talang rumah dan sebainya. Dia juga ada di tempat-tempat bersih,” ujarnya.
Selain rutin membersihkan dan lingkungan, Risma juga menyarankan agar masyarakat menguras bak mandi paling tidak seminggu sekali. Atau bisa juga meminta Abate yang diberikan secara gratis oleh puskesmas.(tin/rst)