Orang yang baru terdiagonsa kanker bisa berisiko lebih tinggi terkena herpes zoster yang menyakitkan, pernyataan ini dikutip dari sebuah studi terbaru dalam Journal of Infectious Diseases.
Seperti dilansir WebMD, Rabu (9/1/2018), studi ini melibatkan sekitar 240 ribu orang pasien kanker di Australia dari sejak tahun 2006- 2015.
Para peneliti menemukan bahwa semua jenis kanker berhubungan dengan peningkatan risiko terkena herpes zoster sebanyak 40 persen, dibandingkan mereka yang tidak memiliki kanker.
Kemudian, orang yang memiliki kanker di paru-paru, payudara, prostat atau organ lainnya – memiliki risiko terkena herpes zoster 30 persen lebih tinggi daripada orang tanpa kanker, kata peneliti Jiahui Qian dari University of New South Wales, Sydney, Australia seperti dikutip Antara.
Risiko yang lebih tinggi di antara pasien kanker darah terjadi dalam dua tahun sebelum penderita didiagnosis kanker.
Tetapi menurut peneniti di antara pasien dengan tumor padat, risiko lebih besar sebagian besar berhubungan dengan perawatan kemoterapi, bukan karena kanker itu sendiri.
Herpes zoster ditandai oleh ruam yang menyakitkan dan kulit melepuh disebabkan oleh virus varicella zoster, virus yang sama yang menyebabkan cacar air. Virus tetap tidak aktif dalam tubuh, tetapi menyebabkan herpes zoster jika diaktifkan kembali di kemudian hari.
Temuan ini menunjukkan bahwa vaksin bisa digunakan untuk mencegah herpes zoster dan komplikasinya pada pasien kanker.
“Temuan ini memiliki implikasi penting mengingat kemajuan terbaru dalam pengembangan vaksin zoster,” tulis Kosuke Kawai, dari Harvard Medical School, dan Dr. Barbara Yawn, dari University of Minnesota yang dikutip Antara. (ant/rst)