Upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Provinsi Jatim di Gedung Negara Grahadi, Sabtu (12/10/2019), dihadiri dua mantan Gubernur Jatim. Di antaranya, Imam Utomo Gubernur Jatim periode 1998-2008 dan Soekarwo Gubernur Jatim periode 2009-2019.
Dalam kesempatan itu, pria yang akrab disapa Pakde Karwo itu menyampaikan konsep demokrasi yang dijalankan Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim. Salah satunya membuka ruang publik dan melibatkan masyarakat langsung dalam program Nawa Bhakti Satya.
“Saya kira ini luar biasa. Beliau sudah langsung ke Grassroots (akar rumput) ngecek antara konsep pembangunan dan keinginan masyarakat tersambung. Beliau mendengarkan suara yang tidak terdengar yaitu suara-suara masyarakat di bawah,” kata Soekarwo.
Soekarwo mengungkapkan, mendengarkan aspirasi masyarakat bawah acap kali diabaikan. Namun di bawah kepemimpinan Khofifah dan Emil Dardak Wakil Gubernur konsep demokrasi itu berjalan dengan baik.
“Saya kira ini satu hal yang menurut saya permintaan demokrasi sudah terjawab. Bahwa dengan konsep mereka, yaitu yang akan menjadi sasaran atau kasarnya calon korban diajak berbicara menjadi bagian jawaban terhadap perkembangan demokrasi yang luar biasa. Ini tidak semua dijalankan dengan baik, tapi Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim melakukannya dengan baik,” kata dia.
Sementara itu, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim mengatakan apa yang dijalankannya tak luput dari konsep suistanable development atau berkelanjutan dari kepemimpinan sebelumnya. Termasuk program Nawa Bhakti Satya.
Program itu berjalan tidak lepas dari persetujuan Soekarwo kala itu saat menjabat sebagai Gubernur. Salah satu yang mendapat persetujuannya adalah program Pendidikan Gratis Berkualitas (TisTas) masuk dalam APBD 2019.
“Inovasi harus dilakukan progresivitas untuk bisa merespon percepatan perubahan yang juga harus kita lakukan. Tetapi bahwa yang lama yang baik itu, kita akan tetap lakukan dan yang baru yang lebih baik itu kita akan ambil,” kata dia. (ang/tin/tok)