Sabtu, 23 November 2024

Polisi: Puluhan Warga Ponorogo Pergi Mondok, Bukan Karena Isu Kiamat

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
Ilustrasi. Foto: Antara

AKP Suwoyo Kapolsek Badegan Ponorogo memberikan penjelasan terkait puluhan warga Desa Watubonang yang pindah ke Malang secara mendadak. Dia menuturkan, itu bukan karena isu kiamat, seperti yang ramai dibicarakan di media.

Dari hasil penyelidikan, kata dia, puluhan warga itu meninggalkan desanya untuk menimba ilmu agama di salah satu ponpes di Kasembon, Kabupaten Malang, atau yang lebih dikenal dengan istilah mondok. Mereka membawa beberapa bekal, seperti beras, uang, dan lain-lain untuk kebutuhannya selama beberapa hari.

Perginya 52 orang warga Desa Watubonang ini, juga bukan secara bersamaan. Tapi mereka berangkat ke Malang secara bertahap atau bergelombang. Ini sudah terjadi sejak sebulan yang lalu.

“Jadi beberapa waktu lalu itu, memang ada beberapa warga mondok ke Malang. Tapi berangkatnya bergelombang. Bukan gerudukan (bersamaan, red). Sebulan kemarin ada beberapa yang berangkat dan memang mereka bawa bekal untuk hidup di pondok,” kata Suwoyo, saat dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (14/3/2019).

Suwoyo juga membenarkan, ada beberapa keluarga yang membawa anak-anaknya ke pondok. Namun, ia memastikan bahwa isu kiamat yang beredar itu tidak ada di desa tersebut.

Meski demikian, polisi masih belum mengetahui secara pasti asal mula munculnya isu kiamat tersebut. Polisi masih membutuhkan beberapa keterangan dari sejumlah saksi.

“Di sana (Desa Watubonang, red) gak ada isu kiamat. Orang-orang itu memang mau mondok. Yang ikut ke pondok itu sebagian ada yang nemenin anaknya mondok di sana juga,” kata dia.

Terkait Katimun tokoh agama yang sempat disebut sebagai sosok berpengaruh perginya puluhan warga itu, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Polres Malang untuk mencari keberadaannya.

Menurutnya, pemeriksaan terhadap Katimun ini untuk memperjelas alasan perginya 16 keluarga di Desa Watubonang. Termasuk juga mengungkap hal-hal apa yang diajarkan ke para warga.

“Pak Katimun itu dulu pernah mondok di Malang. Terus sekitar 2006, dia balik ke desa dan mengajar agama. Ga ada masalah kok. Terus balik ke pondok, ngajak jamaahnya mondok. Sudah koordinasi sama Polres Malang untuk cek dulu keberadaannya Katimun di mana. Belum ada informasi lebih lanjut hasilnya gimana,” jelasnya.

Meski demikian, pihaknya sudah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Ponorogo untuk melakukan pembinaan dan pencerahan kepada warga Watubonang. Penjelasan itu terkait, tidak mudah berpengaruh pada hal-hal yang merugikan dan tidak masuk akal.

“Ya masak orang mondok dilarang? Kami sudah berikan pencerahan ke masyarakat. Jangan sampai tertipu oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Kita beri wawasan kira-kira mana yang merugikan,” kata dia. (ang/tin/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs